Tampilkan postingan dengan label Experience. Tampilkan semua postingan

Napak Tilas Perjalanan Ngeblog di Hari Blogger

Napak tilas perjalanan ngeblog di Hari Blogger Nasional, kebetulan beberapa hari yang lalu aku memutuskan untuk mengganti template blog ini agar terlihat lebih profesional. Ehm, maksudnya, aku membeli template berbayar *menyombong dengan gaya*. Para blogger pasti paham gimana rasanya setelah blog ganti template, ada banyak perubahan yang perlu diperbaiki dan ditata ulang sedemikian rupa. Persis kayak orang habis pindah rumah. Lha, emang iya, kan ini rumah virtual wkwk.

Karena udah terlanjur beli, mau nggak mau aku jadi harus ngubek-ngubek postingan lama dan menatanya lagi biar kalian lebih mudah menemukan tulisan lama ku dari berbagai genre itu. Capek? Pasti, tapi beruntungnya tulisan ku masih belum banyak-banyak banget jadi nggak makan waktu lama. Dari sini juga, aku jadi lebih mengenal sebagian besar isi postingan ku dan coba mengerucutkannya menjadi beberapa fokus pembahasan. Hm, semoga saja langkah ini bisa membawa niche blog ku jadi lebih terarah.



Perjalanan Ngeblog


Seperti yang pernah ku ceritakan di postingan Helka’s Blog Journey, aku udah ngeblog dari tahun 2014. Tapi ya gitu, tulisan ku masih gegalauan masalah cinta. Nggak layak publish. Aku pun harus memberangus semua tulisan sampai nggak tersisa, lalu blog ini ku biarkan terbengkalai begitu saja. Persis kayak orang nggak bertanggung jawab.


Beberapa tahun kemudian, aku termotivasi lagi buat ngeblog gara-gara trigger, "jadi blogger bisa menghasilkan cuan". Saat itu aku nggak mikir sama sekali bagaimana effort seorang blogger sampai bisa menghasilkan cuan, yang ku pikirin itu cuma cuannya. Mana pas banget lagi pengangguran, butuh duit kan, semakin lah keinginan ngeblog itu menggebu-gebu.


Sampai akhirnya aku terjun langsung ke dunia blogger sesungguhnya, ternyata tidak semudah yang dibayangkan huhuhu. Banyak hal yang harus dipelajari sampai tulisan ku layak dibaca orang dan syukur syukur bisa masuk page one. Apalagi kalau bisa adsense, menang lomba blog atau syarat yang diminta klien masuk di blog kita, kan alhamdulillah cuan.


Yap, disitulah beberapa sumber cuan dari blogger. Jadi jangan dikira, blogger nulis doang terus tiba-tiba ada duit masuk rekening. Nyatanya, butuh effort dan waktu lebih untuk bisa sampai ke titik itu.



Pencapaian Selama Ngeblog


Meskipun aku masih blogger ecek-ecek, yang kalo ngeblog nunggu mood dan ada maunya aja, alhamdulillah aku turut kebagian ngerasain manisnya hasil dari dunia blog ini. Apa aja itu?


  1. Pernah menang lomba blog

Menang Lomba idvia.com

Yep, aku pernah menang lomba. Baru pertama kali dan masih satu-satunya.

Itu aja udah seneng banget. Ternyata gini ya, rasanya menang lomba. Ternyata meskipun aku tinggal di kota kecil Kalimantan, aku tetap punya kesempatan untuk menang.

Selain itu aku juga pernah dapat merchandise dari beberapa event blog challenge.


Merchandise Menang Challenge Menulis Tentang Beauty

Baju dari Challenge BPN Ramadan 2019


Aaaa, lucu lucu dan eksklusif sekalii, bukan? Apalagi pas kurirnya ngantar paket, aku berasa kayak dikasih kejutan. Hiks, moodbooster ku banget ini kalo lagi stres:')


  1. Punya komunitas blogger

Dari jaman sekolah, aku pengen banget punya komunitas. Di kota ku, juga ada beberapa komunitas, tapi nggak sesuai kemampuan. Aku kan sukanya rebahan, sedangkan mereka sering meet up dan berkegiatan.

Beda cerita kalo jadi blogger. Blogger tetap bisa punya komunitas, meskipun stay di rumah dan berasal dari mana aja, kalian tetap bisa ikutan. Syaratnya cukup internet & media telekomunikasi, entah itu laptop atau gadget. Sisanya ngikut peraturan dari komunitas yang ada, kalo oke, langsung join. Kegiatan blogger pun kebanyakan virtual, tapi yang tatap muka juga ada. Lebih seru malah.

Serunya punya komunitas itu, selain jaringan pertemanan meluas, ilmu dan update seputar dunia blogger juga nggak ketinggalan. Info seputar job ngeblog pun kadang tahu dari sini, definisi sesungguhnya dari banyak teman banyak rezeki lah pokoknya.


  1. Kerjasama dengan brand

Ini nih, yang aku masih nggak nyangka. Ternyata bisa ya, aku yang orang biasa ini kerjasama dengan brand terkenal. Bener kata Mbak Shintaries melalui postingan instagramnya,

"Feel free untuk join dan menulis apa yang kamu suka. Jangan biarkan orang-orang menyetir apa yang harus kamu tulis. Karena kamu nggak tau, blog bisa membawa mu kemana."

Can relate sekali. Dan setelah hari itu, aku jadi berusaha untuk berbenah dan meningkatkan kualitas blog ku. Meskipun nggak punya banyak waktu juga, tapi semoga perubahan dari usaha kecil ini bisa konsisten sehingga bisa memicu datangnya kejutan-kejutan lain yang nggak pernah aku duga.



Aku dan Blog


Aku ingin berterima kasih pada kamu, diri ku sendiri. Karena meskipun jalannya berliku dalam menyelami dunia blog, kamu tetap nggak menyerah. Bagi ku blog udah kayak rumah, sejauh apapun aku pergi, pasti aku selalu pulang kesini. Nggak peduli sebanyak apapun hobi atau kegiatan lain yang menyita perhatian ku, tetap ujung-ujungnya kangen nulis di blog lagi.


Aku senang sama euforia deg-degannya nunggu pengumuman menang lomba, aku senang ketika ada email/DM yang masuk ngajakin kerjasama. Pas lagi bosan nulis atau stress sama hal lain, kalo ada something new yang tiba-tiba hadir gitu kan rasanya jadi kayak ada oase di tengah gurun. Menyegarkan. Hiks, apaansi ini.


Pokoknya keberuntungan itu bisa diciptakan, asal ada kesempatan yang bertemu dengan kesiapan. Aku pernah juga ada di posisi dimana kesempatan ada tapi akunya nggak siap. Ya nggak bisa maksain juga. Endingnya nggak tercipta deh, momen yang seharusnya bisa jadi peluang keberuntungan ku huhuhu.


Dan terakhir, Selamat Hari Blogger Nasional untuk semua Blogger dimana pun kalian berada. Semangat terus agar bertumbuh jadi lebih baik dari kemarin dan nikmati aja setiap prosesnya. Oh, iya hari ini juga, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, jadi Selamat Hari Sumpah Pemuda semuaaa.


Cheers.

Pengalaman Pertama Kali Vaksin Covid-19


Beberapa hari yang lalu aku baru aja melaksanakan vaksin untuk dosis pertama. Gimana rasanya setelah divaksin? Simak cerita ku yuk…

Alasan mau vaksin

Sudah dari lama dunia diresahkan dengan adanya covid-19 ini, termasuk aku yang emang dari awal covid masuk Indonesia nggak pernah merasakan WFH, padahal bukan pekerjaan yang menuntut pelayanan tatap muka. Eh tapi pelayanan tatap muka aja pindah ke digital ya. Hahaha.


Oleh karena itu, bisa-bisa diri sendiri saja dalam memproteksi diri dengan selalu menerapkan prokes. Lalu setelah adanya vaksinasi, aku tentu nggak melewatkan kesempatan ini dong. Mumpung masih gratis hehehe.



Pentingnya vaksin

Dikutip dari alodokter.com, vaksinasi sendiri bertujuan untuk membuat sistem kekebalan tubuh seseorang mampu mengenali dan dengan cepat melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian vaksin COVID-19 adalah menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat virus ini. Meskipun tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat COVID-19.


Jadi, jangan ragu buat vaksin yaaaaaa.



Dimana vaksin?

Kemaren aku ikut vaksin yang diselenggarakan Polres Tabalong dalam rangka Hari Bhayangkara di Gedung Sarabakawa.


Pesertanya banyak banget, karena khusus buat masyarakat umum juga. Aku yang ngerasa udah datang pagi aja, pas sampai sana berasa kayak telat sejam. Untung semua peserta dapat dikoordinir dengan baik dan tetap menerapkan prokes meskipun ada drama nomor antrian.



Detik-detik sebelum vaksin

Pertama kali datang, aku ngambil nomor antrian dulu. Kemudian ngisi formulir screening yang disediakan petugas. Setelah itu, antri lagi sampai nomor antrian ku dipanggil untuk mendata kembali identitas dan memeriksa formulir screening yang sudah diisi.


Lalu, tensi darah ku dicek sama petugas kesehatan, hasilnya tekanan darah ku cukup rendah. Hm, efek tidur lambat tadi malam nih hehe.


Karena tensi darah ku normal cenderung rendah, jadi nggak masalah. Aku diizinkan vaksin. Inilah detik-detik menegangkannya…


Oiya, saran ku buat yang mau vaksin, usahakan pakai baju longgar atau baju yang sekiranya bisa memudahkan kalian buat membuka lengan untuk disuntik nanti ya. Berhubung aku cewek berhijab, maka aku masuk bilik khusus dengan petugas kesehatan yang cewek pula. Jadi nggak perlu takut kelihatan aurat.


Dan begitu proses vaksin berjalan, nggak sampai semenit loh. Percaya deh. Lebih lama nunggu antrian daripada disuntik vaksinnya wkwk. Btw, buat yang nanya vaksin yang disuntikkan ke aku apa, ini sinovac yah.



Efek setelah vaksin

Setelah melewati antrian dan proses lain yang cukup panjang, akhirnya aku resmi divaksin dosis pertama. Yeay!

 

Lalu, gimana rasanya setelah vaksin?


Alhamdulillah aku nggak merasakan efek samping yang aneh dan mengganggu aktivitas, cuma ngerasa ngantuk & lapar aja. Ngantuknya pun bukan ngantuk yang bikin sempoyongan juga. Masih bisa dikuasai lah ya ngantuknya.


Yang nggak bisa aku kuasai cuma rasa lapar. Iya. Nggak tahu kenapa, efek rasa lapar yang muncul di aku kayak laparrr banget. Sedangkan sama teman ku (yang lebih dulu vaksin), mereka nggak merasa lapar. Malah ngantuknya yang lebih berasa. Hm, mungkin efek vaksin ini beda-beda setiap orang. Tapi sejauh ini, aku belum ada dengar ada efek serius dari orang-orang sekitar ku yang sudah vaksin. Ih, jangan sampai deh ya..


So, segitu dulu aja cerita ku dalam mendapatkan vaksin dosis pertama. Bagaimana dengan cerita kalian saat pertama kali vaksin? Apa efek setelahnya yang kalian rasakan? Mari bercerita di kolom komentar ya.

Momen Lebaran Paling Berkesan



Jika ditanya, momen saat kapan yang paling membuat ku terkesan. Aku akan menjawab, yaitu saat seluruh keluarga lengkap berkumpul.

Sebagai anak rumahan yang sehari-harinya hampir nggak pernah jauh dari keluarga membuat ku punya suatu keterikatan, yang mana kalo ada momen kumpul keluarga nggak ada si A, si B atau si C rasanya kayak ada yang kurang.


Tapi semakin aku besar, orang-orang yang berkumpul nggak akan sama lagi. Ada yang sudah berpulang, ada yang merantau atau ada yang disibukkan dengan urusan lain.


Aku memang belum pernah merasakan rasanya berjauhan dari orang tua dan keluarga. Tapi membayangkannya saja seperti membuat ku sesak. Tidak ada ketenangan dalam rindu, yang ada hanya coba terus menenangkan diri sambil berkata, "semua akan baik-baik saja".


Aku pernah menyaksikan orang-orang yang nggak bisa mudik karena terhalang pekerjaan dan terpaksa berlebaran di kota orang. Itu sebelum pandemi. Apalagi sekarang, sesudah pandemi yang memakan waktu hampir 2 tahun bersemayam di bumi. Ada semakin banyak orang yang tak bisa menghabiskan waktu bersama keluarga besarnya.


Semoga orang-orang yang berada di posisi tersebut selalu diberi ketegaran dan bisa terbantu dengan teknologi yang semakin berkembang.


Sekarang aku mengerti, momen berkesan itu diciptakan dengan mensyukuri detik-detik yang dihabiskan bersama dan selalu menghargai keberadaan hal-hal kecil. Ketika kita mampu melakukan itu, maka saat semua tak lagi sama, tidak ada rasa penyesalan didalamnya.

Memorable Ramadan

 


Heihoo!! Kembali dengan helka di postingan bertema hal yang dikangenin saat ramadan. Bicara soal ramadan, pasti akan selalu membawa kenangan dalam setiap tahun kehadirannya.


Selama itu, entah kenapa menurut ku kenangan manis saat ramadan justru paling berkesan saat aku masih kecil. Kayak bervariasi aja gitu hidup ku selama ramadan, circle pertemanan masih banyak, kalo diajak jalan nyari takjil sama orang tua aja udah kesenengan. Definisi bahagia itu sederhana masih terlihat nyata. Lalj karena aku nggak bisa balik lagi ke masa itu, mari kita sejenak bernostalgia bersama..


Main monopoli bersama sepupu

Sekarang sepupu ku udah pada gede, udah beranak-pinak pula. Makanya aku kangen momen ngabuburit sama mereka. Biasanya kami main monopoli, uno atau catur. Part paling ngeselinnya adalah yang kalah wajib beresin properti mainan wkwk


Jalan-jalan ke taman kota/pasar ramadan

Momen satu hari di masa kecil yang selalu aku tungguin adalah pas sore. Pengen ke pasar ramadan cuy. Itu loh pasar dadakan yang ada hanya di bulan ramadan. Masa itu ke pasar ramadan jadi sesuatu yang menyenangkan, apalagi kalo bukan karena bosan di rumah. Kan selama ramadan sekolah libur.

Biasanya dulu kalo ke pasar ramadan, kalo nggak sama bapak, paman atau kakak sepupu. Kalo sekarang mah, tinggal gas aja mau kemana aja dijabanin. Kan udah bisa motoran sendiri. Hehe. 


Ngadem di rumah teman seharian

Salah satu kegiatan rutin ku ketika ramadan masa sekolah. Dari jaman SD sampai SMK, entah kenapa aku selalu punya temen yang rumahnya siap buat ditongkrongin pas ramadan. Mana aku hampir seharian lagi mainnya. Pulang ke rumah pas udah jam setengah 6 an. Satu jam lagi buka puasa. Ngga tau diri emang.

Di rumah temen pun kegiatannya cuma rebahan, tapi ada aja gitu sambilannya. Entah bertukar cerita, denger musik, atau main game.


Dah segitu aja memorable ramadan versi aku. Cerita lainnya seputar memorable ramadan bisa kalian klik ini yaww. Disitu aku juga masih bercerita tentang memorable ramadan lainnya.


Dadaaah, sampai ketemu di postingan selanjutnya


5 Serial TV Favorit Helka




Wah udah memasuki hari keenam aja ya, hari ini temanya tentang 5 serial TV Favorit. Sebenarnya sekarang aku udah jarang banget nonton TV, sekalinya nonton TV paling kalau udah nggak ada pilihan lain. Makanya top 5 serial TV favorit aku ini kebanyakan yang dulu dulu aja. Langsung aja yak!


  1. Kepompong

Siapa yang masih ingat sama geng de'Rainbow? Iyap, serial ini seru banget. Bercerita tentang persahabatan 5 anak SMA bernama Indra (satu-satunya anggota cowok di geng ini), Chaca (si tomboy), Tasya (si biasa aja), Beby (si centil) dan Helen (si kutu buku). 

Tayangnya pas sekitaran aku SD, tapi lupa juga sih kelas berapa. Berkat film ini, di sekolah aku jadi sok-sokan bikin geng de'Rainbow ala anak SD wkwk


  1. Disini Ada Setan

Film horor yang selalu ku tunggu karena dulu itu cuma tayang satu minggu sekali setiap senin malam. Bercerita tentang petualangan Sashi yang punya indra keenam & kawan-kawannya dalam mengungkap misteri penampakan setan yang ditemuinya.

Film ini meskipun horor tetap dibumbui dengan kisah percintaan dan komedinya juga ada. Jadi nggak ngebosenin buat ditonton.


  1. Jungkir Balik Dunia Sissy

Bercerita tentang Sissy si anak manja yang hidupnya berubah 180 derajat. Episodenya nggak banyak banget karena ini cuma mini series, tapi aku tetap suka. Ceritanya nggak ngebosenin, bahkan sampai sekarang aku masih suka keinget sama serial ini.


  1. Heart Series

Dulu pas film heart lagi boomingnya dan akan muncul dalam bentuk series. Aku seneng banget. Apalagi pas tahu Rachel diperanin sama Yuki Kato. Cute abis. Terus yang jadi Farel juga ganteng (dih, apaan nih wkwk)

Aku cuma nggak suka sama Luna, si penganggu hubungannya Rachel-Farel meskipun dia niatnya ngga begitu. Tapi emang harus gitu sih ya jalan ceritanya biar episodenya panjang.

Di series, ceritanya lebih panjang, fresh dan konfliknya juga berwarna. Asik banget pokoknya tontonan bocil SD jaman dulu. 


  1. Ikatan Cinta

Sinetron yang lagi hits nih, aku ngikutin juga dong. Saking addictnya, aku suka stalking official IG sinetronnya buat liat teaser yang akan datang.

Aku juga nggak ngeh sama sinetron ini awalnya, ngikutin pun baru ditengah-tengah karena emang jarang nonton TV. Jadi suka itu gara-gara sering banget dengar soundtrack Tanpa Batas Waktu yang sering muncul selama sinetron berjalan. Aku penasaran dong, ini emak di rumah lagi nonton apa kok lagu itu ada terus. Setelah ditonton ternyata seru, sampe bikin candu. Pemeran antagonisnya cuma satu, tapi konfliknya adaaa aja terus dan selalu bikin penasaran. Wajar aja sih, kalau sinetron ini hits.


Udah sampai penghujung tulisan aja nih, segitu dulu aja ya postingan hari ini. See you di tulisan besok!


7 Fakta Tentang Helka




Hari kelima Ramadan mengangkat tema tentang 7 fakta tentang diri sendiri, yaitu aku. Helka.

Duh, jadi rada salting, soalnya baru kali ini membeberkan fakta tentang diri sendiri. Aku juga bingung fakta yang mana yang akan ku tulis, tapi karena ini salah satu tema dari challenge. Jadi yang mana ajalah. Hehehe.


Fakta Pertama, kalau lagi suka sama sesuatu pasti akan melakukannya berulang kali

Sesuatu yang dimaksud disini adalah nonton, dengar musik. Semacam itu. Misal kalau ada film/drakor yang bisa bikin aku jatuh cinta, aku pasti bakalan nonton lagi di waktu senggang berikutnya. Apalagi soundtracknya bisa loh membekas gitu di kepala ku. Kadang kalau nggak sempat nonton film/drakornya lagi, cukup dengerin soundtracknya aja udah bisa bikin aku bernostalgia dan keinget lagi sama scene epic yang sering ditampilin pas soundtrack itu biasa diputar. Sebenarnya ini juga jadi salah satu cara untuk ku mengobati rindu sama film/drakor tersebut ketika lagi nggak bisa nonton. Maklum orang sibuk. Hehe.


Fakta Kedua, lebih bisa nahan godaan beli baju/skincare daripada godaan beli buku

Ini nih yang aku masih heran, bukannya sok kutu buku, sok pintar atau apa ya. Entah kenapa, kalau perkara beli baju aku bisa banget nahan diri. Apalagi kalau lihat isi lemari, aku masih bisa ingat prinsip hidup minimalis. Kalau skincare juga gitu, aku biasanya nggak akan beli kalau nggak butuh. Aku mikirnya, sayang aja beli skincare banyak-banyak tapi nggak terpakai. Mubazir. Tapi beda cerita sih, kalau aku dapetinnya dengan gratisan aka disuruh review produk. Masih bisa dibicarakan lah yaa.

Nah hal kayak begini nggak berlaku dalam beli buku. Iya. Aku pernah beli 6 buku dalam sebulan. Itu aku bener-bener khilaf. Momennya pas banget penulis idola ku lagi PO buku baru, terus aku nemu buku yang isinya menunjang pengembangan diri aku dan buku yang udah lama ku incar juga lagi diskon. Saat itu, isi dompet masih bisa diajak damai, jadi ku beli lah semuanya. Setelah semua bukunya sampai, aku jadi merasa bersalah karena ternyata nggak semua buku itu bisa ku baca dengan intens. Tapi aku nggak kapok, aku masih tetap pengen beli buku kalau aja aku nggak sadar kalau isi dompet udah tipis banget sedangkan tanggal gajian masih lama. Hufff…..


Fakta Ketiga, suka lupa waktu kalau lagi asik ngerajut

Yep, aku hobi banget ngerajut disela-sela waktu ku yang padat. Bagi ku merajut adalah candu. Kadang aku ngerasa waktu ku 24 jam ini kayak nggak cukup. Seharian kerja, malam nyempetin makan, ngerajut dan baca buku. Eh tahu tahu udah jam 11 malam aja. Aku ngantuk. Tidur. Besok kayak gitu lagi. Kecuali pas weekend, baru bisa punya waktu sedikit lebih banyak. Itu pun kalau nggak ada jadwal kondangan. Hmm….


Fakta Keempat, bucin drakor

Fakta keempat ini masih berkorelasi dengan fakta kedua. Aku kalau lagi punya banyak waktu luang pasti nonton drakor. Pengen sih, nonton disela-sela kesibukan tapi suka nggak fokus. Ujung-ujungnya jadi nggak ngerti jalan cerita. Hmm..

Tapi dampak dari bucin drakor ini bikin aku jadi pengen banget ke Korea Selatan, segala youtube orang Indonesia yang lagi di Korea aja ku tontonin terus biar berasa kayak lagi tinggal di Korea. Huaaa, aku pengen ke Korea Selatan!!!


Fakta Kelima, kaum rebahan garis keras

Suka banget rebahan, pernah pas weekend ku habiskan hanya dengan rebahan di kamar seharian. Entah sambil ngerajut, baca buku atau ngedrakor. Bagi ku rebahan itu proses recharge diri. Di kantor juga pas rest time aku lebih millih rebahan dan menyempatkan tidur siang karena itu salah satu cara ku menambah energi.


Fakta Keenam, sangat suka Doraemon

Hihi siapa sih, cewek yang nggak gemes sama robot kucing gendut bernama Doraemon. Dari dulu suka banget sama kartunnya bahkan sampai terobsesi pengen punya kamar serba doraemon. Selain itu aku juga pengen banget ke Taman Doraemon yang ada di Jepang itu, pokoknya ilove it!


Fakta Ketujuh, penakut tapi suka nonton dan baca cerita horor

Ini fakta kayaknya nggak aku sendiri aja deh yang ngalamin, soalnya aku sering nemu di kolom komentar kalau ada yang merasakan hal serupa dengan ku wkwk

Habisnya gimana ya, horor ini memacu adrenalin dan rasa penasaran tinggi tapi begitu hantunya muncul malah nggak berani lihat. Kocak emang.


Yak, kira-kira segitu aja 7 fakta (nggak mengejutkan) tentang aku. Sampai ketemu di postingan besok!

Pencapaian Tertinggi Selama 22 Tahun

 


Hola. Kembali lagi bercerita dengan tema hari keempat yaitu pencapaian tertinggi dalam hidup.

Hm, pencapaian ya. Aku jadi mikir keras, rasanya selama 22 tahun hidup di dunia, aku belum punya pencapaian yang membuat decak kagum orang lain. Aku termasuk tipe yang gampang menyerah kalau nggak niat banget, selain itu aku juga jarang mencoba hal-hal baru. Jadi ya, hidup ku gitu-gitu aja.

Tapi demi panjangnya isi postingan ini, maka aku akan membeberkan beberapa pencapaian tertinggi yang menurut ku magical sekali. Mungkin bagi beberapa orang akan biasa aja, tapi bagi ku ini sudah cukup dikategorikan luar biasa. Kalo masih kepo, ayo disimak!

Pertama, juara satu futsal putri antar jurusan

Ini terjadi waktu SMK dulu, ngga lama banget sih, sekitar tahun 2016 an. Namanya SMK pasti terdiri dari banyak jurusan, kebetulan jurusan akuntansi ngadain event futsal yang bisa diikuti jurusan lain dalam lingkup sekolah kami.

Kelas ku juga turut meramaikan, tapi karena jumlah penduduk cowok ngga memenuhi syarat, jadilah penduduk cewek yang akan mengisi slot team futsal. Futsal putri kok, tenang aja.

Bermodal nekat kami tetap ikut meskipun nggak ada satu pun di team kami yang punya basic futsal. Jangankan itu, nendang bola ke gawang aja masih pada nggak becus. Satu-satunya yang bisa diharapkan cuma si kiper berbadan tinggi besar. Dari segi postur udah menang banyak, masalah skill bisalah menyusul.

Awal-awal hari pertandingan kami sempat dicemooh karena permainan yang lebih banyak lawaknya daripada sengitnya. Apalagi lawannya juga newbie. Tapi hari itu berakhir dengan kelas kami sebagai pemenang. Lewat tendangan penalti tentunya.

Hari pertandingan terus berlanjut dan siapa sangka kami yang sempat dicemooh karena permainan lawak malah masuk grand final melawan team inti futsal putri sekolah. Magic sekali bukan?

Nggak. Kami nggak nyogok wasit kok. Dapat duit darimana juga orang buat jajan aja masih kurang. Dan semua itu menjadi semakin magic saat grand final hari itu kelas kami keluar sebagai pemenang dengan skor 3-1. IYA, KELAS KAMI PEMENANGNYAA!!!

FIX INI SEBUAH KEAJAIBAN.

Tapi jawaban lebih logisnya mungkin karena kami cukup diremehkan sehingga team inti yang sudah terlatih ngerasa nggak perlu effort lebih untuk menghadapi kami. Dan ternyata semesta malah membalikkan keadaan.

Yah, semoga kalian bisa mengambil hikmah dari kejadian ini.

Kedua, menang lomba blog

Saat blog ku masih pakai embel-embel blogspot, aku sering insecure setiap mau ikut lomba blog. Udah kualitas tulisan meragukan, blog masih gratisan pula. Lalu aku juga berpikir kalau blog masih gratisan nggak bakalan bisa ngerasain cuan dari blog.

Memang sih kalau mau cuan yang lebih banyak lebih rekomen pakai yang berbayar, supaya bisa ads juga kan. Selain itu untuk ikut lomba yang mewajibkan domain berbayar juga bisa, jangkauan lomba lebih luas nih ceritanya.

Tapi pemikiran semacam itu nggak sepenuhnya benar. Karena saat blog ku masih blogspot pun aku pernah merasakan manisnya cuan dari blog dan menang lomba blog. Ya, meskipun memang perlu effort lebih juga sih.

Jadi hikmah yang bisa diambil, jangan insecure sebelum mencoba.

Ketiga, dapat pekerjaan

Setelah melalui proses panjang dalam mencari kerja, akhirnya sekarang aku bisa sampai di titik dimana aku sampai pada sesuatu yang dulu ku sebut sebagai pekerjaan impian. Tentunya dengan usaha sendiri serta doa orang tua.

Seperti yang kalian tahu, mencari kerja itu susah. Bermodal ijazah SMK memang sulit mencari kerja dengan gaji dan waktu yang sesuai maunya kita. Apalagi kalau kita nggak punya koneksi. Sangat sulit sekali dan aku pernah ada di titik itu.

Saat itu aku hanya bisa berpasrah dan menyerahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa. Tak lupa juga berusaha sebisanya dan meminta doa dari orang tua.

Setelah itu aku nggak menghitung lagi waktu yang berlalu, aku hanya menjalani apa yang ada di hadapan, sampai akhirnya Allah mengabulkan doa-doa orang tua ku.

Sekarang aku bekerja dan bisa sambil kuliah. Aku juga bisa memberi sedikit kebahagiaan untuk orang tua dan adik ku. I love them.

Ah, jadi mewek kalau ingat perjalanan 22 tahun aku hidup. Ternyata cukup banyak yang ku lalui dan masih banyak pula yang mungkin luput dari ingatan. Dan mungkin cukup segini aja dulu cerita ku. Semoga bisa memberi insight buat kalian ya. Kalau untuk ku sendiri ini akan jadi reminder ketika aku down. Huhu.

Sampai bertemu di postingan besok!

Unboxing SOCOBOX Pertama


Zaman sekarang, nggak sulit lagi untuk kita buat nyobain produk skincare atau make up secara cuma-cuma. Selain dengan nyobain lewat tester yang ditawarkan di toko kecantikan, kita juga bisa cobain produk kecantikan lewat platform atau aplikasi di internet. Ada banyak sekali yang bisa dicoba, salah satunya di sociolla.
Yep, di sociolla selain bisa buat jajan skincare, disana kita juga berkesempatan cobain produk gratisannya loh. Aku awalnya juga ngga tau nih, mupeng juga pas liat salah satu temen bikin story di instagram. Review skincare gitu. Terus pas ketemu dia, aku tanya-tanya tentang produk yang dia review di story ig itu terus belinya dimana.
Ternyata eh ternyata, dia dapat gratisan dong.
Aku juga mauuuuu....
Lalu aku dikasih tau caranya nih, sama dia. Kalian mau tau juga nggak? Oke, aku share disini.
Pertama, kalian download dulu aplikasi SO.CO by Sociolla di app store smartphone kalian. Kalo udah, silakan instal sampai aplikasinya nangkring di layar smartphone.
Kedua, ikuti prosedur login (kalau kalian sudah punya akun sociolla) atau sign in (jika belum punya akun).  Setelah selesai, mulai deh ikutan review, bikin artikel atau bikin polling disini. Kita harus aktif gaes agar kesempatan dapat produk gratis juga semakin besar.
Selain itu, setiap ada notif email masuk dari soco harus cepetan dibuka. Biar nggak ketinggalan info. Mana tau lagi ada diskon produk atau penawaran socobox.
Kalau aku kemaren, setelah mengikuti apa yang disarankan teman ku itu. Aku berusaha untuk aktif disela kesibukan buat ngasih review produk skincare yang aku pakai. Meskipun produk skincare nya gak beli disitu, tapi aku review juga. Itung-itung meramaikan deretan review orang-orang dari berbagai jenis kulit dan masalah kulitnya. Ada yang cocok, ada yang nggak cocok. Intinya selalu beri review jujur.
Lalu aku juga selalu ngecek notif email secara berkala agar email dari soco bisa terpantau terus oleh ku. Kadang, dia selalu ngasih email penawaran untuk produk yang akan dibagikan dalam bentuk socobox.
Kebetulan saat itu lagi penawaran produk garnier. Tanpa pikir panjang, aku langsung ikuti rules yang ada agar berkesempatan dapat socobox.
Usaha ku berbuah manis. Aku lupa kira-kira berapa lama estimasi pengumuman pemenang socobox sejak aku selesai mengikuti rules yang ada, intinya saat melihat email dengan subjek congratulations dari soco. Aku langsung sumringah.
AKU DAPAT SOCOBOX GAES, SETELAH PENANTIAN LAMA.
Seneng banget dong.
Setelah itu, aku harus mengisi data agar pihak soco bisa mengirimkannya dengan selamat ke rumah ku.
Nggak sampai dua minggu, socobox warna pink unyu ini telah mendarat cantik di rumah ku.


socobox sebelum dibuka (sumber: dok. pribadi)

And i got it.

setelah socobox dibuka (sumber: dok. pribadi)

Garnier Sakura White Pinkish Radiance Ultimate Serum (sumber: dok. pribadi)


 Garnier Sakura White Whitening Serum Cream (sumber: dok. pribadi)


Garnier Sakura White Pinkish Glow Facial Foam (sumber: dok. pribadi) 

Oiya, jangan lupa juga, setelah dapat socobox. Kita wajib bikin story buat pamer ke temen-temen hahaha.
Dan bikin review produknya di aplikasi soco juga yah. Jangan jadi penerima socobox yang tidak bertanggung jawab. Karena kita udah dikasih produk gratis, ongkir gratis, jadi jangan malas untuk memberi review jujur dari apa yang kita rasakan terhadap produk tersebut. Oke?
Kalau aku aja bisa dapat socobox, kenapa kalian engga. Selalu ada kesempatan asal kita mau berusaha.
Sekian dari aku. Semoga pengalaman ku ini bisa memberi pencerahan buat kalian yang suka berburu produk kecantikan gratis hihi.

Akhirnya jadi MABAAAA


Haloo.

Aku kembali setelah sekian lama berkutat dengan lomba blog dan beberapa urusan di dunia nyata yang cukup menyita perhatian dan mungkin akan menjadi fokus ku selama beberapa bulan ke depan.

Beberapa bulan lalu, aku memutuskan untuk mengikuti seleksi Online Academy yang diadakan Digitalent Kominfo dan dengan sangat  tak disangka aku lolos. Awalnya aku sempat minder, karena nggak punya basic IT tapi modal nekat aja ikutan dan niat untuk belajar hal-hal baru. Hasilnya, apakah aku akan konsisten dalam menjalaninya? Kita lihat saja nanti.

Selain itu, di bulan Agustus yang penuh kejutan ini juga menjadi titik perjuangan awal ku. Setelah memutuskan untuk kembali melanjutkan studi di perguruan tinggi, setelah sempat dilema memilih mana perguruan tinggi yang worth it untuk seorang karyawan macam aku ini, tepat di tanggal 18 Agustus 2019, Helka Sari Rezeki resmi jadi Mahasiswa Baru.

Aku menjatuhkan pilihan pada salah satu sekolah tinggi di kota tempat tinggal ku sendiri. Biar nggak ribet urusan juga nantinya, gitu saran temen-temen ku pas aku bingung dan nyari referensi ke mereka.

Hm, semoga aja urusan ku selama berkuliah nanti dilancarkan terus sama Yang Maha Kuasa.

Sebenernya aku nggak bahagia bahagia banget juga sih jadi maba, karena aku sadar setelah ini waktu tidur ku pasti akan tersita. Waktu buat leyeh leyeh ku akan terganti dengan tugas tugas dan tugas. Di sisi lain, aku juga pengen jadi wanita yang berpendidikan.


Kuliah udah jadi salah satu goals ku sejak dulu, tapi karena terhalang biaya, aku terpaksa menunda sampai waktunya siap dan alhamdulillah sekarang lah saatnya. Mulai belajar formal lagi dan bertemu orang orang baru lagi.

Ahh, lama nggak nulis bikin gaya bahasa ku jadi kaku. Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, sini ku suguhkan foto foto saat aku PKKMB kemarin.








#FBBKolaborasi Lomba Kreasi Buah Lokal


Yayy!!

Postingan pertama aku yang diikutsertakan dalam blog collab FBB Kolaborasi bersama member komunitas fbb lainnya. Seneng banget bisa resmi jadi bagian dari komunitas ini dan bisa ikut FBB Kolaborasi bulan ini.

Tema blog collab bulan ini adalah hari buah seduniaaaaa...

Oke, aku terlalu bersemangat.

Begitu tau temanya tentang hari buah, pikiran aku langsung melayang flashback sama acara waktu SMP kelas satu dulu, sekitar tahun 2011. Semester pertama.

Jadi waktu itu, di Tanjung lagi musim buah. Buah-buahan lokal khususnya, seperti rambutan, langsat, manggis, durian, kasturi –sejenis buah mangga tapi bentuknya lebih kecil- dan masih banyak banget lainnya. Jumlahnya pun sangat melimpah, sehingga kalo dijual pun orang nggak berani ngasih harga tinggi. Banyak saingan soalnya.

Melihat melimpahnya buah-buahan lokal, sekolah ku inisiatif mengadakan acara kreasi menyusun buah lokal agar terlihat menarik. Masing-masing kelas wajib membuat kreasi dari buah-buahan lokal.
Kelas ku nggak mau kalah. Kita udah bikin konsep yang terstruktur, pokoknya harus beda dari yang lain. Katanya kalo menang dijanjikan hadiah misterius loh. Kita makin excited.

Mulai dari menggalang dana dan ngambil buah di rumahnya temen ku yang punya kebun, belanja belanja keperluan kecil untuk mempercantik kreasi kita nantinya. Kelas ku optimis menang.

Tapi saat sudah hari H, banyak drama yang terjadi. Konsep yang kita bikin ternyata nggak semudah yang dibayangkan. Tadinya kita mau bikin buah yang disusun menyerupai piramida buah, atau paling nggak biar keliatan kayak tumpeng buah deh.

Eh ternyata susah. Berkali-kali buahnya hancur tak tersusun, sementara waktu berjalan terus, penyebabnya stok buah yang kami punya ini nggak mencukupi ekspektasi pemirsa. Seberapapun kerasnya mencoba untuk membangun lagi, tetap saja tumpengnya ini nggak mau kokoh berdiri.

Ku lihat kelas lain sudah setengah jalan, kelas kami masih belum terbentuk apa-apa. Keadaan mulai kalut.

Ditengah kekalutan tersebut, wali kelas ku datang memberi sebuah pencerahan setelah kami terjebak dalam kegelapan. Persis kayak cahaya dari pintu keluar bioskop yang baru selesai tayang.

Beliau menyarankan sebuah ide brilian. Buahnya ditempelin di batang pisang biar dia bisa berdiri kokoh. Dengan langkah sigap, siswa cowok langsung mencari batang pisang di hutan belakang sekolah. Sementara beberapa siswa cewek membeli beberapa lidi kecil untuk menyatukan buah tersebut ke batang pisang.

Nggak butuh waktu lama, kreasi kami pun jadi. Emang bener-bener berbeda dari kelas lainnya. Kami patut berbangga hati.

Dasar emang kelas sombong. Sok berbangga hati duluan, eh ternyata nggak masuk dalam list pemenang. Hahahaha

Kreasi kami mungkin emang paling beda sendiri, tapi ternyata nggak termasuk dalam kriteria penilaian panitia. Mungkin kalo penilaiannya memasukkan kategori kreasi buah paling absurd, tentu kelas ku pemenang utamanya.

Meski begitu, kami nggak kecewa. Toh ternyata hadiahnya cuma peralatan bersih bersih wkwkwk
Eits, yang terpenting setelah acara itu selesai, kita bisa nyicipin buah buah tersebut. Kyaaaaaa, ini momen yang paling ditunggu-tunggu daritadi.

Aku tersenyum kecil mengingat kejadian itu. Rindu sekali.

Sekarang aku hanya bisa mengingat cerita dibaliknya melalui foto ini.



Maafkan pemirsa.

Muka teman-teman ku sengaja ku tutupin biar mereka nggak terkenal. Ehm, maksud ku ini foto aib. Nggak baik ngeshare aib orang lain, makanya kalian fokusnya ke buahnya aja.

Sekian dulu yang bisa aku ceritakan disini, semoga bisa berpartisipasi kembali dalam blog collab FBB Kolaborasi bulan depan. See you:)

Balada Bukber Bareng Teman




Suatu hari di sebuah grup chat..

A : Woy kangen nih! kita kapan bukber??
B : Iya nih, kapan?!?
C : Atur tanggalnya dulu woy, kapan semuanya bisa ikut?!
D : Gue mah ngikut aja, acc terus..
A : Kalian aja atur, gue terima bersihnya.
C : Tanggal 23 aja gimana?
A : Yah, gue tanggal segitu ada bukber sama temen SMP
B : Gue bukber sama temen TK
D : Gue masih belum balik tanggal segitu

Perdebatan itu terus berlangsung sampai akhirnya.....

A : Mohon maaf lahir batin ya temen-temen semua.
B : Iyaa, maafin gue juga ya kalo ada salah
C :Gue juga ya.
D : Sama gue  juga.

Ada yang kasusnya sama kayak diatas?

Banyak.

Pembahasan kali ini klasik sekali. Bukber bareng teman.

Ada yang berhasil berkumpul dan acaranya lancar jaya serta pesertanya sesuai list bukber –bahkan bisa lebih-, ada juga temen yang udah list nama tapi pas hari H malah gak jadi, ada juga yang cuma sekedar wacana.

Macem macem deh pokoknya.

Kalo pengalaman aku sih, hm, oke aku ceritain.

Aku pernah jadi salah satu panitia bukber alumni sekolah. Bukan yang skala besar sih, paling cuma sekitar 24 an orang. Iya, itu jumlah teman sekelas ku dulu.

Awalnya aku excited banget ngumpulin temen-temen buat ngadain bukber. Aku sama salah satu temen secara suka rela mengajukan diri menjadi panitia dengan harapan bisa ketemu sama temen lama lagi.

Eits, bukan karena seseorang ya, ini pure karena emang udah lama aja nggak ketemu. Jadi ingin bernostalgia bareng. Mueheheh

Kemudian dibikinlah grup chat untuk menampung aspirasi dan informasi disitu.

Seperti biasa lah ya, drama orang yang udah lama nggak ketemu. Tanya tanya kabar, kangen-kangenan, sampai mulai mengarah ke pembahasan bukber.

Disini peminatnya mulai berkurang, pelan pelan mereka yang tadinya sering banget muncul di grup malah cuma jadi penonton doang. Ngebiarin aku yang koar koar meminta pendapat mereka tentang tanggal dan tempat bukber.

Beberapa orang yang masih aktif bales chat aku disitu bermusyawarah hingga muncullah tanggal dan tempat bukber yang sudah disepakati.

Tinggal list nama orang yang pasti bakalan ikut biar bisa booking tempat duluan. Maklum ya karena emang tanggal yang dipilih ini udah mendekati hari raya banget.

Setelah planning selesai, hari demi hari berlalu.

Sampai di hari-H, tebak apa yang terjadi?

Dari 5 orang yang udah isi list, cuma 4 orang yang bener-bener bisa datang pas hari H. Jelas ini bikin aku sebagai panitia harus nombokin pembayarannya ntar. Untung lagi punya duit.

Disitu aku ngerasa kecewa banget sama mereka dan berjanji sama diri sendiri buat nggak mau lagi jadi panitia bukber tahun depan. Bodo amat juga deh, tahun depan ada bukber apa kagak.

Udah perjuangan buat ngumpulin orangnya kayak ngumpulin 7 dragon ball. Bayangin aja dari 24 siswa di kelas dulu, yang ketemu kontaknya cuman 13 orang. Itu udah termasuk aku lagi.

Di grup mau minta pendapat malah dikacangin, tapi aku sangat sangat menghargai temen yang juga udah mau menanggapi. Ini aku terima kasih banget loh ya.

Dan aku juga berterima kasih sebesar-besarnya buat temen yang juga mau berhadir pas hari H. Meskipun sedikit tapi kebersamaannya lumayan lah :’D

Kabar baiknya lagi, aku gajadi nombokin pembayaran gara-gara ada yang gajadi ikut. Salah satu temen ku ada yang bersedia membayarkan, bahkan semua pesanan kita dibayarin sama dia. Baik banget :’)

Emang yah, kalo niat kita baik akan berakhir dengan kebaikan juga meskipun nggak sesuai harapan.

Mulai dari niat ingin menyambung kembali silaturahmi, terus drama drama temen di grup chat, sampai akhirnya bisa bukber gratis. Sungguh sebuah kejadian yang nggak terduga.

Yep, segitu aja dulu yang bisa aku ceritain mengenai balada bukber bareng temen. Sebenernya ada banyak sih, tapi cuma ini aja yang bikin aku cukup menguras emosi.

Bye!

Cerita Mudik Dari Tanah Rantau




Holla.

Tema hari ini adalah cerita mudik.

Mudik itu sendiri adalah kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan. Lebaran misalnya.

Lah, aku yang nggak pernah mudik ini gimana mau cerita? Lahir, besar, menuntut ilmu dan mengais rezeki masih di tanah kelahiran ini harus bercerita tentang apa? Nggak banyak yang bisa aku ceritakan.

Kecuali tentang cerita mudik dari tanah rantau.

Jika banyak anak Kalimantan menuntut ilmu ke pulau Jawa, maka masyarakat Jawa juga banyak yang mencari kerja sampai ke Kalimantan. Selain karena pekerjaan, program transmigrasi juga menjadi salah satu alasan kenapa masyarakat Jawa bisa sampai ke Kalimantan.

Bertempat tinggal di Kabupaten paling Utara dari Provinsi Kalimantan Selatan ini merupakan salah satu pilihan tujuan para pencari kerja untuk mengadu nasib, karena disini merupakan salah satu kabupaten penghasil batu bara. Kabupaten Tabalong namanya.

Disini pekerja tambangnya banyak berasal dari tanah Jawa dan beberapa daerah lainnya juga ada sih, meski tidak begitu mendominasi. Nggak sedikit dari mereka ada yang berpindah domisili KTP menjadi warga sini, mungkin karena saking lamanya tinggal di daerah ini. Entahlah.

Duh, kok cerita ku jadi merembet masalah kependudukan sih. Maap maap.

Balik lagi ke topik.

Jadi saat SMK ada program praktek kerja industri. Kebetulan aku ditempatkan sama guru di salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang kontraktor pertambangan. Aku bersyukur. Pasti akan ada banyak ilmu dan insight baru yang bisa aku dapatkan disini.

Masa prakerin ku saat itu adalah 6 bulan. Terbagi jadi 2 shift, aku kebagian shift kedua. Shift kedua ini berlangsung dari 26 januari 2016 – 26 juli 2016. Otomatis bulan Ramadhan ku tahun itu dilewati di tempat prakerin.

Tadinya aku pikir pasti berat. Karena habis sholat subuh aku nggak bisa tiduran dulu, melainkan harus mulai siap-siap berangkat prakerin. Anak prakerin di perusahaan tambang juga dapat fasilitas dijemput pakai bis, sama kayak karyawannya.

Ternyata setelah dijalani, aku enjoy aja tuh. Nggak merasa terbebani, aku masih bisa tidur, ya hanya saja tempat tidur ku yang beralih. Kalau biasanya tiduran di kamar, saat itu aku jadi sering tidur di bis. Selama perjalanan, waktu tempuhnya lumayan. Sekitar 45 menit, waktu yang sangat cukup bukan untuk sekedar memejamkan mata? Yang kayak gini nggak hanya aku aja, hampir semua penumpang bis malah.

Aku melalui hari hari disini seperti biasa. Seperti bulan bulan sebelumnya. Sampai pada saat sekitar H-7 sebelum lebaran. Kantor mulai lengang. Beberapa karyawan mulai mudik ke kampung halamannya.

Makin mendekati lebaran, kantor semakin sepi. Di departemen ku saja, karyawan hanya tersisa lebih separuh dari jumlah seharusnya. Semuanya pada pulang kampung.

Disaat seperti ini lah anak prakerin kayak aku mulai dituntut berperan aktif, kerjaan yang bersifat nggak terlalu besar tanggung jawabnya kami yang handle. Dengan pengawasan dan instruksi dari pembimbing tentunya.

Puncaknya saat H-1 lebaran, aku diminta untuk tetap masuk ke kantor. Padahal anak PKL dari departemen lain, udah pada off. Aku iyain aja sih, toh aku juga nggak ngapa ngapain di rumah. Nggak mudik juga.

Hari itu kantor sepi banget parah. Di bis tadi juga sepi sih, tapi nggak nyangka aja kalo suasana sepinya terbawa sampai ke kantor wkwk

Semuanya berlalu sampai nggak berasa udah jam pulang aja. Pas pulang kerja bis yang biasa aku tumpangi agak banyak penumpangnya. Orang workshop ikut juga.

Di perjalanan, beberapa workshop yang aku liat juga lumayan sepi.

Jadi begini ya kalo karyawan tambang pada mudik, ucap ku dalam hati sambil menatap keluar melalui jendela.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.. La Illaha Ilallahu Allahu Akbar..

Tiba-tiba terdengar takbir khas hari raya idul fitri melalui radio yang terpasang di dekat driver. Aku mengamati sekitar dan terhenyak melihat bapak bapak yang sedang video call dengan anaknya.

“Bapak baru bisa pulang seminggu setelah lebaran ya nak, kamu mau dibawain oleh-oleh apa nanti?”

Mata ku mulai berkaca-kaca dan bersyukur begitu menyadari hikmah apa yang bisa ku ambil. Disaat lebaran kali ini aku masih bisa bertatap muka dan berkumpul bersama keluarga, masih ada orang lain yang hanya bertemu keluarganya melalui media.