Tampilkan postingan dengan label Parenting & Family. Tampilkan semua postingan

Why Parenting?


Menjadi Ibu membuat ku seperti masuk dalam kehidupan baru, banyak perubahan yang membuat ku perlu belajar dan beradaptasi lagi. Aku sudah bercerita banyak mengenai perubahan tersebut disini.

Sambil membersamai fase menjadi Ibu, aku akan menjadikan blog ini sebagai wadahnya. Mengisinya dengan cerita tumbuh kembang si kecil, pola asuh, dan sesekali juga bercerita tentang bagaimana menjadi ibu berdaya.


Berbagi hal seputar parenting bukan berarti aku sudah ahli dalam menerapkan parenting. Aku pun masih belajar. Namun dengan tulisan, aku bisa selalu mengingat apa yang ku pelajari dan berbagi kepada orang-orang. Siapa tahu ada yang merasa terbantu dengan tulisan ku.


Menjadi ibu sangat tidak mudah, terutama ibu baru. Aku percaya, kita pasti nggak bisa sepenuhnya menerapkan semua ilmu parenting kepada anak. Ada ibu yang perlu merasa waras dulu sebelum bisa menerapkan parenting. It’s okay, nggak papa banget. Nggak semua hal harus sesempurna teori. Kadang ada beberapa hal yang perlu insting seorang ibu.


Setelah menjadi ibu juga, aku mulai mengerti banyak hal. Dulu aku heran kenapa mama hanya memasak sekali untuk menu pagi, siang, dan malam. Aku sempat mencap mama pemalas karena hal itu. Sekarang aku baru paham bagaimana rasanya membuat 3 menu berbeda dalam sehari. Melelahkan. Belum lagi ngerjakan tugas rumah lain. Pokoknya ada banyak hal yang baru aku pahami setelah menjadi ibu.


Adapun keterlibatan orang sekitar turut mempengaruhi pola asuh yang sedang diterapkan, terutama keluarga. Rules yang ingin kamu terapkan pada anak mu mungkin nggak berjalan dengan baik jika tanpa dukungan dari mereka. Namun seringnya perbedaan pola asuh ini yang menjadi masalah.


Apalagi di masa awal menjadi Ibu baru pasti ada konfrontasi dari orang tua. Kita nggak bisa menghindari ini. Mereka punya prinsip ideal sendiri berdasarkan pengalaman mereka. Nggak salah juga. Tapi aku punya prinsip, pola asuh yang aku nggak suka dan bikin aku nggak nyaman dulu, nggak akan ku terapkan lagi pada anak ku. Ambil baiknya, buang buruknya.


Aku sadar, mereka pun nggak salah. Mereka hanya minim akses ilmu. Dan menjadikan pola asuh jaman dulu a.k.a orang tua mereka dulu sebagai panduan dalam membesarkan anak. 


Untuk menghadapi itu, saran ku, perbanyak ilmu mengenai pola asuh agar kita bisa menjelaskan ke orang tua bahwa pola asuh telah berkembang. Nggak semua pola asuh jaman dulu bisa relevan dengan masa sekarang. Semoga dengan begitu orang tua mau mengerti dan bisa menghargai prinsip kita.


Sekian insight dari ku, semoga bermanfaat dan ngena di hati. Eh.

Anak Malas Makan? Bisa Coba Tips Dari Nikita Willy ini!


Sebentar lagi anak ku Hanan, memasuki masa MPASI. Sebagai ibu baru dengan idealismenya, aku ingin bereksperimen membuat MPASI sendiri, berbekal pengetahuan dari ig-nya dr. Tan. Semoga nggak banyak drama yang ku jumpai nanti.

Seperti banyaknya keluhan yang sering ku dengar di obrolan ibu-ibu, ada kalanya anak akan mengalami susah makan bahkan melakukan GTM (Gerakan Tutup Mulut). Momen ini adalah momen paling menakutkan. Fase anak tidak mau makan sebenarnya adalah hal yang biasa dan pasti terjadi. Akan tetapi saat anak menolak makan, pasti banyak ibu yang merasa stress dan frustasi.

Bagaimana tidak, karena bagi seorang ibu anak mau makan masakannya adalah segalanya. Bayangkan saja jika seorang ibu sudah menyiapkan masakan terbaik tapi langsung ditolak sama anak, pasti akan emosi. Selain dari sisi perasaan, ibu juga selalu overthinking masalah pemenuhan gizi anak. Jika anak tidak mau makan, ibu pasti langsung takut anaknya tidak dapat tumbuh dan berkembang sesuai usianya.

Nikita Willy pun pernah merasakan hal ini saat mengasuh baby Issa. Namun mulai saat ini, kita harus menyadari bahwa anak tidak mau makan adalah hal yang wajar, semua ada masanya.  Memang saat anak semakin besar pasti terjadi perubahan ketertarikan anak, misal saat 7 bulan ke atas anak akan lebih tertarik untuk bermain dibandingkan makan.

Ini 4 Tips Saat Anak Malas Makan dari Nikita Willy

Aku bisa sedikit lebih tenang, sebab Nikita Willy punya cara yang bisa diterapkan oleh orangtua saat anak mulai sering menolak makanan yang diberikan. Mungkin akan sedikit sulit dilakukan, namun orang tua harus mencoba menerapkannya dari sekarang. Simak tips dari Nikita Willy di bawah ini:

  1. Jangan Panik dan Bingung

Sebelum memiliki anak memang sudah seharusnya menguasai ilmu parenting terlebih dahulu, seperti Nikita. Menurutnya bahwa, ketika bayi sudah berusia 6-9 bulan maka karakternya akan berubah, orang tua tidak boleh kaget dengan hal ini. Cobalah terima dengan sadar dan tetap tenang menghadapinya, kemudian perlahan ubah kebiasaan si kecil.

Dalam fase ini biasanya Nikita membiarkan anak untuk menyantap makanannya sendiri tanpa bantuan. Namun ketika Issa mulai malas, barulah sang ibu membantu menyuapinya. Jadi orang tua memang harus memahami kebiasaan makan si kecil agar tidak panik.

  1. Tidak Memaksa

Jangan anggap anak itu adalah bayi yang tidak mengerti apa-apa, tapi anak juga manusia dalam ukuran kecil yang punya keinginan sendiri. Jadi jangan paksa makan ketika dia memang sedang tidak ingin makan.

Nikita menerapkan akan menghormati kemauan sang anak dan konsisten memberikan makan pada saat jam makan yang sudah ditetapkan. Dengan menerapkan jam makan, maka secara tidak langsung orang tua sedang mengajarkan rasa lapar pada anak, sehingga anak akan mencari makanan karena membutuhkannya.

Disamping menertibkan anak, kamu juga bisa mulai memvariasikan menu makanan yang diberikan kepada anak. Membuat variasi menu akan lebih mudah menggunakan Rice Cooker Miyako, karena memiliki banyak fungsi yang akan memudahkan dalam membuat makanan.

Nikita Willy pakai Miyako juga lho, untuk membantunya menyiapkan menu anak sehari-hari. Pilihan Nikita jatuh pada Rice Cooker Miyako dengan panci Miyako Nanoal di dalamnya. Panci Nanoal pilihan Nikita memiliki keunggulan yaitu lapisan anti lengketnya 10x lebih tahan lama. Jadi kamu tidak perlu resah saat menanak nasi atau memasak masakan lainnya menggunakan rice cooker dari Miyako Indonesia.

  1. Jangan Menggendong Anak Saat Makan

Saat anak makan sebaiknya duduk di kursi makan khusus miliknya, namun jika sudah bosan atau tidak betah maka segera pindahkan saja ke meja makan. Namun jika masih menolak, bisa diajak ke teras bersama kursinya atau minta bantuan anggota keluarga lain untuk memangkunya.

Menurut Nikita sebaiknya anak jangan digendong saat makan agar tidak merepotkan orangtua. Selain itu hal ini akan menjadi kebiasaan bagi anak jika merasa nyaman digendong sambil makan, maka akan keterusan minta gendong.

  1. Hindari Langsung Mengganti Menu Makanan

Ketika anak menolak makanan yang dihidangkan dan selalu menghindari makanan, sebaiknya orang tua jangan langsung menggantinya dengan makanan yang anak sukai. Hal ini penting dilakukan untuk membiasakan anak agar tidak picky eater karena selalu memilih makanan yang disukai.

Menarik sekali tips mengatasi anak susah makan dari Nikita Willy, memang dibutuhkan kesabaran untuk melakukannya. Namun sebagai orang tua memang harus selalu belajar dalam memberikan yang terbaik untuk anak. Jangan sampai abai ketika anak susah makan, karena akan berpengaruh pada kecukupan gizinya.

Nah, buat kamu yang ingin memiliki rice cooker Miyako untuk mempermudah pemberian kecukupan gizi pada anak, silakan kunjungi miyako official sekarang juga. Dapatkan berbagai merek produk Miyako dengan harga terjangkau dan pastinya kualitas terjamin.