Tampilkan postingan dengan label Hiburan. Tampilkan semua postingan

Legenda Hujan Pertama dari Suku Aborigin Australia

 

Di tengah hamparan tanah merah dan langit biru yang luas di benua Australia, terdapat kisah kuno yang masih hidup dalam ingatan para tetua Suku Aborigin. Kisah ini bukan sekadar cerita rakyat biasa, melainkan bagian dari Dreamtime—sebuah konsep spiritual dan kosmologis yang menghubungkan manusia, alam, dan leluhur. Salah satu legenda yang paling menyentuh hati adalah Legenda Hujan Pertama, yang menjelaskan bagaimana hujan pertama kali turun ke bumi dan menghidupkan tanah tandus. Anda bisa membaca lebih banyak kisah serupa di ceritadongeng.

Menurut cerita, pada zaman dahulu kala, bumi begitu kering dan tandus. Tidak ada sungai yang mengalir, tak ada pohon yang tumbuh subur, dan langit hanya memancarkan panas yang membakar. Manusia dan hewan hidup dalam kesulitan, terus mencari air yang hampir tak ada. Dalam keputusasaan itu, para tetua berkumpul dan memanggil roh langit—Wandjina, sang penguasa awan dan penenang badai.

Wandjina, yang digambarkan sebagai makhluk putih bersinar dengan mata besar dan tanpa mulut, mendengar jeritan bumi. Ia turun dari surga dan menangis melihat penderitaan para makhluk. Tangisan Wandjina pun menjadi tetes hujan pertama, yang membasahi tanah, menumbuhkan tumbuhan, dan menghidupkan kembali semangat bumi.

Tetesan air mata Wandjina

Perjuangan Para Roh dan Hadiah dari Langit

Namun, legenda ini tidak berhenti pada turunnya hujan. Dikisahkan bahwa sebelum Wandjina menurunkan air dari langit, ia harus berhadapan dengan roh kegelapan bernama Manggorn, sang penguasa panas dan kekeringan. Manggorn menolak menyerahkan langit kepada Wandjina, karena ia menikmati penderitaan makhluk hidup dan kekeringan yang melanda bumi.

Pertarungan antara Wandjina dan Manggorn berlangsung selama tujuh malam tanpa henti. Petir menyambar langit, angin menerbangkan pasir, dan suara drum spiritual bergema di udara. Pada malam ketujuh, Wandjina berhasil memanggil para roh leluhur untuk membantu. Dengan nyanyian suci dan tarian spiritual, mereka berhasil menenangkan Manggorn, yang akhirnya menyerah dan kembali ke dalam perut bumi.

Saat fajar menyingsing, awan kelabu memenuhi langit dan air mulai turun dalam deras. Ini bukan hanya hujan biasa—ini adalah hujan suci yang membawa kehidupan, harapan, dan awal baru. Anak-anak menari di bawah tetesan air, binatang keluar dari persembunyian, dan bunga liar mekar di tanah merah yang sebelumnya tandus.

Makna Spiritual dalam Setiap Tetes

Memaknai spiritual dalam setiap tetes hujan

Bagi Suku Aborigin, setiap hujan yang turun hingga kini adalah pengingat akan pengorbanan dan cinta Wandjina. Mereka percaya bahwa jika manusia lupa bersyukur, maka Manggorn akan kembali dan membawa kekeringan bersamanya. Oleh karena itu, setiap musim hujan disambut dengan upacara suci, tarian, dan nyanyian untuk menghormati roh-roh langit dan menjaga keseimbangan alam.

Legenda Hujan Pertama ini bukan hanya tentang cuaca, tapi tentang hubungan spiritual antara manusia dan alam, serta pengingat bahwa kehidupan di bumi bergantung pada keseimbangan, pengorbanan, dan rasa syukur.

Warisan yang Hidup Lewat Dongeng

Hingga kini, cerita tentang Wandjina dan hujan pertama masih diceritakan dari mulut ke mulut. Anak-anak Aborigin tumbuh dengan kisah ini, bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai bagian dari identitas dan pelajaran hidup. Mereka diajarkan untuk menghormati alam, memperhatikan siklus hujan, dan tidak mengambil lebih dari yang dibutuhkan dari bumi.

Legenda ini juga menjadi bagian dari lukisan gua kuno yang tersebar di berbagai wilayah Australia Barat. Wandjina digambarkan tanpa mulut karena ia tidak perlu berbicara—ia berbicara melalui hujan, angin, dan langit.

Melalui Legenda Hujan Pertama, kita diajak untuk melihat alam bukan sebagai sumber daya semata, tetapi sebagai sahabat dan penjaga kehidupan. Sebuah warisan kuno yang masih relevan di era modern, saat manusia sering kali lupa pada pentingnya menjaga bumi tempat kita berpijak.

Jika Anda tertarik dengan lebih banyak kisah magis dan penuh makna seperti ini, kunjungi ceritadongeng dan temukan dunia yang dipenuhi legenda dari berbagai penjuru dunia.

Rekomendasi Drama China dengan Pemeran Anak-Anak yang Bikin Gemas

 

Dalam beberapa tahun terakhir, industri hiburan Tiongkok telah memikat hati banyak penonton dengan berbagai genre drama yang menarik. Namun, satu hal yang tak bisa dilewatkan adalah kehadiran para pemeran anak-anak yang sukses mencuri perhatian dengan kepolosan dan kemampuan akting mereka. Drama-drama ini tak hanya menyajikan cerita yang menghibur, tapi juga mampu menyentuh sisi emosional penonton lewat interaksi hangat antara anak-anak dan karakter dewasa. Jika kamu mencari tontonan yang bisa membuat hati hangat sekaligus senyum-senyum sendiri, berikut dua drama China dengan pemeran anak-anak yang bikin gemas dan patut untuk masuk daftar tontonanmu. Lihat juga referensi lainnya di dramachina.

1. Go Ahead (2020)

Go Ahead (source: www.viu.com)

"Go Ahead" adalah salah satu drama keluarga paling menyentuh yang tayang pada tahun 2020. Cerita berfokus pada tiga anak muda—dua laki-laki dan satu perempuan—yang tumbuh bersama dalam satu rumah, meski mereka tidak terikat hubungan darah. Ketiganya mengalami trauma masa kecil dari keluarga masing-masing, tetapi mereka menemukan kenyamanan dan kasih sayang dari hubungan yang mereka bangun sendiri.

Tokoh adik perempuan, Li Jianjian, diperankan oleh aktris muda He Ruixian saat masih kecil, tampil sangat memikat. Tingkah lucunya, cara bicaranya yang polos, dan ketulusan perasaannya membuat penonton mudah terhubung dengan karakter ini. Chemistry antara para pemeran anak-anak dan versi dewasanya juga sangat mulus, menjadikan transisi cerita terasa natural.

Yang membuat "Go Ahead" istimewa adalah cara drama ini menyoroti pentingnya keluarga bukan hanya soal darah, tapi tentang cinta, pengertian, dan dukungan emosional. Meski memiliki tema yang cukup berat, drama ini dikemas dengan banyak momen menggemaskan, terutama saat ketiga anak tersebut saling menghibur atau bertengkar kecil dengan cara yang lucu.

2. A Love for Dilemma (2021)

A Love for Dilemma (source: www.cdramalove.com)

Berikutnya adalah "A Love for Dilemma", drama keluarga modern yang mengangkat isu pendidikan anak di tengah tekanan sosial dan ekspektasi orang tua. Drama ini menampilkan beberapa pemeran anak-anak berbakat yang berhasil mencuri perhatian dengan akting yang sangat natural dan ekspresi yang menggemaskan.

Salah satu tokohnya, Huan Huan, diperankan oleh aktor cilik Li Zhenhao. Karakternya yang pintar, kritis, dan kadang bandel justru membuatnya tampak realistis sebagai anak zaman sekarang. Penonton bisa melihat bagaimana konflik batin seorang anak dalam menghadapi tuntutan akademis dan harapan orang tua yang tinggi. Namun, di balik semua tekanan itu, terselip momen-momen manis antara Huan Huan dan orang tuanya yang bisa membuat mata berkaca-kaca.

"A Love for Dilemma" mengajak kita untuk berpikir ulang tentang sistem pendidikan yang menekan dan pentingnya memberikan ruang bagi anak-anak untuk tumbuh bahagia. Akting pemeran anak-anak dalam drama ini sangat kuat, hingga sering kali justru merekalah yang mencuri perhatian di antara bintang-bintang dewasa.

Mengapa Drama dengan Pemeran Anak-Anak Menarik Ditonton?

Drama yang menampilkan anak-anak bukan hanya soal kelucuan semata. Mereka membawa nuansa yang lebih tulus, menghadirkan perspektif yang berbeda dalam cerita, dan sering kali menyentuh emosi penonton secara lebih dalam. Anak-anak dalam drama China biasanya digambarkan dengan karakter yang kompleks: bisa polos tapi juga tajam, bisa lucu tapi juga bijak. Perpaduan ini membuat setiap adegan terasa lebih hidup.

Selain itu, kualitas akting anak-anak dalam drama-drama China saat ini tak bisa diremehkan. Mereka dilatih dengan serius dan mampu menunjukkan ekspresi emosional yang mendalam, kadang bahkan mengalahkan aktor dewasa. Ini tentu menjadi nilai plus yang membuat drama dengan pemeran anak-anak semakin layak ditonton.

Kenapa Harus Menonton Drama dengan Pemeran Anak-Anak?

Jika kamu sedang mencari tontonan yang menyegarkan hati dan menyentuh perasaan, drama-drama China dengan pemeran anak-anak bisa menjadi pilihan yang sempurna. "Go Ahead" dan "A Love for Dilemma" adalah dua contoh luar biasa bagaimana kehadiran anak-anak bisa memperkuat cerita dan menghadirkan pengalaman menonton yang tak terlupakan. Jadi, siapkan camilan, duduk nyaman, dan bersiaplah dibuat gemas oleh aksi-aksi mereka!

Jangan lupa juga untuk melihat referensi lainnya di dramachina.

Humor Gelap dan Gaya Visual Unik di “The Bear” Season 3

 

The Bear S3 (source: en.m.wikipedia.org)

Serial “The Bear” Season 3 kembali menyuguhkan kombinasi luar biasa antara emosi yang intens, humor gelap yang menggigit, dan gaya visual yang semakin matang. Serial besutan Christopher Storer ini terus mengeksplorasi kehidupan Carmy dan para pekerja dapur lainnya di restoran The Bear, yang kini telah berubah dari toko sandwich menjadi tempat makan berkelas. Kamu bisa menikmati dan mengikuti perkembangan cerita menarik ini lewat tempatnonton.id yang menyajikan rekomendasi tontonan terbaik.

Keunikan Humor Gelap yang Menyentuh Realitas

Salah satu kekuatan utama dari “The Bear” adalah kemampuannya memadukan humor gelap dengan kenyataan hidup. Dalam Season 3, unsur ini diperkuat dengan penulisan dialog yang tajam dan jujur. Humor yang disajikan tidak semata untuk tawa, melainkan seringkali hadir sebagai bentuk pelampiasan dari tekanan, kelelahan, dan kegelisahan para karakternya.

Carmy in kitchen (source: www.nytimes.com/2024/07/02/arts/television/review-the-bear-season-3.html)

Carmy, yang masih berjuang mengatasi trauma masa lalu dan obsesi terhadap kesempurnaan, sering menjadi sumber dari komedi tragis ini. Candaan pahit di tengah dapur yang sibuk, kalimat sarkas yang terucap spontan, hingga situasi absurd yang justru menyindir dinamika kerja yang tidak sehat — semuanya menciptakan nuansa khas “The Bear”.

Penonton akan merasa tergelitik sekaligus terguncang. Ini bukan humor ringan yang bisa ditelan begitu saja, melainkan sindiran tajam terhadap dunia kerja, hubungan antar manusia, dan ekspektasi sosial.


Gaya Visual yang Semakin Tajam dan Berani

Secara sinematografi, Season 3 menampilkan gaya visual yang jauh lebih eksperimental dan berani dibanding musim-musim sebelumnya. Kamera handheld yang bergerak cepat masih menjadi ciri khas, namun kini disertai dengan beberapa pengambilan gambar yang lebih sinematik dan artistik.

Episode demi episode dipenuhi dengan komposisi warna yang kuat, pencahayaan dramatis, dan permainan fokus yang mencerminkan suasana batin para karakter. Misalnya, pada saat Carmy berada di ambang krisis emosional, layar sering kali dipenuhi dengan pencahayaan redup atau warna dingin yang memperkuat nuansa kecemasan.

Tak hanya itu, ada beberapa adegan yang sengaja dibuat tanpa dialog, hanya mengandalkan ekspresi wajah, gestur tubuh, dan suara latar yang menusuk. Ini menunjukkan bagaimana “The Bear” tidak takut bereksperimen dan terus berkembang sebagai tontonan visual yang artistik.


Karakter-karakter yang Semakin Kompleks

Salah satu kekuatan utama serial ini adalah pendalaman karakter yang luar biasa. Di Season 3, hampir semua karakter mendapatkan ruang untuk berkembang. Richie, misalnya, yang di musim sebelumnya tampak seperti sumber kekacauan, kini tampil dengan lebih banyak kedalaman emosional. Kita melihat sisi lain dirinya — loyal, reflektif, dan penuh perenungan tentang masa lalu dan masa depan.

Sydney juga menjadi karakter sentral dengan konflik pribadinya sendiri. Ia bergulat dengan keraguan diri dan pencarian identitas sebagai koki muda yang ambisius. Hubungannya dengan Carmy menjadi semakin rumit karena perbedaan visi dan tekanan yang datang dari tanggung jawab besar di dapur.

Kedalaman ini membuat penonton merasa terhubung secara emosional, bukan hanya pada cerita, tetapi juga pada setiap individu yang berjuang di dalamnya.


Kritik Sosial Lewat Dialog dan Situasi

“The Bear” tidak hanya menyuguhkan hiburan semata, melainkan juga berisi kritik sosial yang kuat, terutama terhadap industri makanan dan kerja. Dunia dapur yang keras, ekspektasi yang tidak manusiawi, burnout yang terus diabaikan, hingga pentingnya kesehatan mental — semua disampaikan dengan jujur tanpa didramatisasi secara berlebihan.

Dialog antar karakter sering menjadi ajang penyampaian isu-isu ini. Misalnya, percakapan antara Carmy dan ibunya yang dipenuhi tensi, membongkar luka lama yang belum sembuh. Atau saat Sydney berbicara soal tekanan sebagai perempuan kulit hitam dalam industri kuliner yang masih didominasi pria.

Humor gelap di sini justru menjadi cara untuk melunakkan kebenaran pahit, tanpa menghilangkan bobot emosionalnya. Inilah yang menjadikan “The Bear” sebagai serial yang cerdas sekaligus menyentuh.


Pacing dan Struktur Naratif yang Dinamis

Tidak seperti kebanyakan serial drama yang lambat dan repetitif, Season 3 “The Bear” menggunakan ritme cerita yang dinamis. Perpindahan antara adegan cepat dan tenang dilakukan dengan halus, menciptakan sensasi intens sekaligus ruang untuk bernapas bagi penonton.

Beberapa episode bahkan menggunakan pendekatan eksperimental dalam narasinya — seperti memasukkan mimpi, kilas balik, hingga montase yang intens. Pendekatan ini membuat pengalaman menonton terasa seperti naik roller coaster emosional yang sulit ditebak arahnya.


Musik sebagai Elemen Emosional

Tak bisa diabaikan, pemilihan soundtrack dalam Season 3 juga sangat menonjol. Lagu-lagu dari genre rock klasik, jazz, hingga indie digunakan dengan tepat untuk memperkuat emosi dan transisi adegan. Musik tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi sebagai bagian penting dari storytelling.

Carmy & Sydney (source: https://www.rollingstone.com/tv-movies/tv-movie-reviews/the-bear-season-3-review-1235045666/)

Ada momen di mana lagu menjadi perpanjangan dari perasaan karakter, menciptakan simbiosis sempurna antara audio dan visual. Ini menunjukkan betapa matang dan sadar dirinya “The Bear” sebagai karya seni audiovisual.


Kesimpulan: Season 3 yang Layak Disebut Mahakarya

Dengan segala lapisan emosi, eksperimen visual, humor gelap yang menusuk, dan karakter yang semakin dalam, “The Bear” Season 3 tampil sebagai musim terbaiknya sejauh ini. Serial ini bukan sekadar tentang dapur dan makanan, tetapi juga tentang manusia — luka, ambisi, trauma, dan pencarian makna dalam hidup.

Nikmati perkembangan cerita dari ragam tontonan menarik hanya di tempatnonton.id

Chainsaw Man – Kekacauan, Darah, dan Kritik Sosial Tersembunyi?

 

Chainsaw Man (pic by: vidio.com)

Ketika berbicara tentang anime penuh aksi dan kekacauan berdarah, Chainsaw Man langsung mencuat ke permukaan. Namun di balik visual brutal dan adrenalin tinggi, terdapat lapisan-lapisan pesan sosial yang jauh lebih dalam. Anime ini tidak hanya menyuguhkan pertarungan gila antara manusia dan iblis, tapi juga mengajak kita menyelami absurditas sistem sosial, penderitaan kelas bawah, dan eksplorasi eksistensial yang jarang disorot dalam genre shounen. Jika kamu tertarik untuk menemukan anime yang lebih dari sekadar aksi, Chainsaw Man adalah rekomendasi wajib. Kamu bisa membaca ulasan lengkapnya di situs animemovie yang merekomendasikan anime dengan pendekatan unik dan kualitas tinggi.

Kehidupan yang Kasar: Denji dan Realita Sosial

Protagonis utama kita, Denji, bukanlah pahlawan konvensional. Ia adalah remaja miskin yang hidup dalam jeratan utang orang tuanya kepada Yakuza. Untuk bertahan hidup, Denji rela menjual organ tubuhnya dan berburu iblis demi recehan. Ini bukan sekadar latar tragis, tapi representasi nyata dari kelas sosial bawah yang terpinggirkan. Dunia Denji mencerminkan ketimpangan ekonomi yang ekstrem, di mana mimpi sebesar makan roti dengan selai bisa jadi tujuan hidup.

Denji (pic by: https://chainsaw-man.fandom.com)

Tatsuki Fujimoto, sang kreator, seolah ingin menampar penonton dengan kenyataan pahit bahwa tidak semua orang hidup dengan harapan mulia atau cita-cita besar. Terkadang, keinginan sederhana seperti tidur nyenyak di kasur empuk pun sudah cukup revolusioner. Chainsaw Man menggambarkan bagaimana masyarakat menekan individu sampai batas logika, dan menyoroti bahwa "keinginan" pun bisa menjadi bentuk pemberontakan dalam sistem yang kejam.

Kritik terhadap Struktur Kekuasaan

Organisasi Pemburu Iblis dalam Chainsaw Man tidak lebih dari representasi birokrasi dingin. Denji dan rekan-rekannya menjadi pion dalam sistem yang menggunakan kekuatan mereka demi tujuan yang lebih besar. Tidak ada tempat untuk empati, hanya hasil. Bahkan karakter seperti Makima, yang awalnya terlihat seperti pelindung, perlahan terungkap sebagai simbol manipulasi kekuasaan yang luar biasa kejam dan kompleks.

Makima (pic by: https://chainsaw-man.fandom.com)

Makima bukan sekadar antagonis; ia adalah metafora dari struktur kekuasaan itu sendiri. Dibalut karisma dan kendali psikologis, ia mencerminkan bagaimana sistem dapat mencuci otak seseorang dengan menjanjikan keamanan dan kasih sayang, lalu mencabut semuanya demi tujuan "yang lebih besar". Ini adalah refleksi tajam terhadap realitas sosial di mana banyak individu dikorbankan demi stabilitas yang dikendalikan elit.

Kekacauan dan Simbolisme Eksistensial

Chainsaw Man juga sarat akan simbolisme eksistensial yang menyentuh pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang hidup. Dalam dunia yang dipenuhi iblis yang lahir dari ketakutan manusia, kita diajak merenung tentang bagaimana ketakutan kolektif membentuk realitas. Setiap iblis adalah manifestasi ketakutan manusia: iblis senjata, iblis kegelapan, iblis kendali – semuanya berakar dari kecemasan mendalam yang nyata dalam masyarakat modern.

Denji sendiri bukan pahlawan sempurna. Ia bahkan tidak selalu tahu alasan ia bertarung. Ia hanya ingin hidup lebih baik. Ini membuat penonton bertanya, apakah hidup benar-benar harus punya tujuan besar? Ataukah cukup hanya untuk merasakan hidup itu sendiri, sekecil apapun kebahagiaannya?

Di Balik Darah, Ada Pesan Mendalam

Chainsaw Man memang penuh kekerasan, darah, dan kekacauan. Tapi justru dari semua elemen brutal itulah muncul cermin yang menunjukkan wajah kejam masyarakat modern. Ia bukan sekadar tontonan aksi berdarah yang menghibur, tapi juga kritik terhadap sistem sosial, kekuasaan, dan eksistensi itu sendiri.

Bagi kamu yang mencari anime dengan muatan emosional dan pemikiran mendalam di balik kerusuhan visualnya, Chainsaw Man adalah pilihan sempurna. Jangan hanya terpaku pada gergaji dan darah, karena di sanalah justru letak refleksi terdalam dari dunia kita sendiri.

Temukan rekomendasi anime lainnya hanya di animemovie

10 Jersey Klub Sepak Bola Terlaris


Jersey klub sepak bola tidak hanya menjadi simbol dukungan bagi para penggemar, tetapi juga merupakan salah satu sumber pendapatan utama bagi klub. Penjualan jersey menunjukkan seberapa besar popularitas klub di kalangan penggemar sepak bola di seluruh dunia. Jika Anda sedang mencari jersey klub favorit Anda dengan harga terjangkau, kunjungi www.wholesalecheapsportsjerseys.com.

Berikut 10 jersey klub sepak bola terlaris:

1. Real Madrid

sumber: official IG Real Madrid

Real Madrid adalah salah satu klub sepak bola terbesar dan paling sukses di dunia. Jersey mereka, yang sering didominasi oleh warna putih, menjadi salah satu yang paling dicari oleh penggemar. Dengan jumlah penggemar yang sangat besar di seluruh dunia, Real Madrid berhasil menjual jutaan jersey setiap tahunnya. Popularitas ini semakin meningkat setelah keberhasilan mereka di Liga Champions.

2. Manchester United

Sumber: official IG Manchester United

Manchester United memiliki basis penggemar yang sangat besar, baik di Inggris maupun internasional. Jersey merah ikonik mereka menjadi salah satu yang paling laris di pasar. Kesuksesan klub di era Sir Alex Ferguson dan para pemain legendaris seperti Eric Cantona, Ryan Giggs, hingga Cristiano Ronaldo, membuat jersey mereka selalu diminati.

3. Barcelona

Sumber: official IG Barcelona

Barcelona, dengan filosofi permainan tiki-taka, juga menjadi salah satu klub dengan penjualan jersey tertinggi. Jersey garis biru dan merah khas mereka selalu menjadi favorit. Nama-nama besar seperti Lionel Messi, Xavi, dan Iniesta membantu meningkatkan daya tarik jersey ini. Penjualan jersey mereka melonjak selama era kejayaan Messi.

4. Bayern Munchen

Sumber: Official IG Bayern Munchen 

Klub raksasa Jerman, Bayern Munchen, juga memiliki jersey yang sangat diminati. Dominasi mereka di Bundesliga dan performa mereka di Liga Champions membuat jersey merah mereka menjadi salah satu yang terlaris. Para pemain seperti Robert Lewandowski dan Thomas Muller menjadi daya tarik tambahan bagi para penggemar.

5. Paris Saint-Germain (PSG)

Sumber: Official IG PSG

Popularitas PSG meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah kedatangan bintang-bintang seperti Neymar, Kylian Mbappé, dan Lionel Messi. Desain jersey mereka yang modern dan kerja sama dengan brand-brand ternama menjadikan jersey PSG sebagai salah satu yang paling diminati.

6. Liverpool

Sumber: Official IG Liverpool 

Liverpool adalah klub dengan sejarah panjang di dunia sepak bola. Jersey merah mereka sangat ikonik, dan keberhasilan mereka memenangkan Liga Champions serta Premier League dalam beberapa tahun terakhir membuat penjualan jersey meningkat. Nama-nama seperti Mohamed Salah dan Virgil van Dijk juga membantu popularitas jersey ini.

7. Juventus

Sumber: Official IG Juventus 

Jersey garis hitam dan putih milik Juventus menjadi salah satu yang paling dikenal di dunia sepak bola. Popularitas mereka semakin meningkat setelah kedatangan Cristiano Ronaldo. Juventus terus menjadi salah satu klub dengan penjualan jersey tertinggi, terutama di Eropa.

8. Chelsea

Sumber: Official IG Chelsea 

Chelsea adalah salah satu klub terbesar di Inggris dengan basis penggemar yang besar. Jersey biru mereka, yang identik dengan julukan "The Blues," selalu menjadi favorit. Kesuksesan mereka di Liga Champions dan Premier League menjadi faktor utama tingginya penjualan jersey.

9. AC Milan

Sumber: Official IG AC Milan

AC Milan memiliki sejarah panjang dalam dunia sepak bola. Jersey merah dan hitam mereka menjadi simbol klub ini. Meski sempat menurun popularitasnya, keberhasilan mereka di Serie A belakangan ini kembali meningkatkan penjualan jersey mereka.

10. Arsenal

Sumber: Official IG Arsenal 

Jersey Arsenal, dengan warna merah dan putih khas mereka, juga menjadi salah satu yang terlaris. Klub ini memiliki penggemar setia di seluruh dunia, dan desain jersey mereka yang elegan selalu menarik perhatian. Penampilan pemain muda berbakat seperti Bukayo Saka juga membantu meningkatkan daya tarik jersey ini.

Kesimpulan

Jersey klub sepak bola tidak hanya menjadi barang koleksi, tetapi juga simbol cinta dan dukungan kepada tim favorit. Klub-klub seperti Real Madrid, Manchester United, dan Barcelona terus mendominasi penjualan jersey global berkat sejarah, kesuksesan, dan popularitas mereka di kalangan penggemar.

Jika Anda ingin memiliki jersey klub favorit Anda, pastikan untuk membeli dari sumber terpercaya agar mendapatkan kualitas terbaik. Dukung tim Anda dengan penuh semangat dan bangga mengenakan jersey mereka!

Review The World at My 17, Webdrama Adaptasi Webtoon Girl’s World

 


Siapa yang sudah baca webtoon Girl’s World episode 205? Aaaa melting parah!! Akhirnya Oh Nari ngerasain juga dicintai secara ugal-ugalan sama cowok bucin. Sungguh perjalanan panjang bagi Oh Nari sampai ke titik ini.


Aku suka banget sama perkembangan karakter semua pemainnya. Mulai dari Nari yang awalnya insecure sekarang jadi percaya diri. Terus Mirae dan Sunji yang ikhlas memberi ruang untuk cowok lain agar Nari bahagia (nggak tahu ya, kalau Yoona hihihi). Pokoknya semua karakter sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.


*(mohon dimaafkeun juga untuk fotonya karena kurang sesuai huhuhu)


Belakangan aku baru tahu kalau ternyata webtoon ini hits, bahkan di kalangan emak-emak. Mulanya karena aku share blogpost review webtoon ini di instagram, ternyata banyak yang komen. Semakin lah aku excited pengen membahas seputar tetek-bengek Girl's World.


Eh, bukan webtoonnya lagi deng, webdrama. Aku penasaran, gara-gara ada yang komen di webtoon kalau ternyata webtoon ini sudah diangkat ke versi webdrama. Sudah ada dua season. Wow, kemana saja aku.


Aku pun langsung menonton kedua seasonnya. Kamu juga bisa menontonnya loh, di youtube sudah tersedia.

Review Webdrama The World At My 17 Season 1

Tersedia dalam 12 episode berdurasi sekitar 13-17 menit per episodenya, tentu nggak banyak yang bisa diharapkan. Menurunkan ekspektasi kita salah satu cara terbaik untuk menikmati webdrama ini. Meskipun tetap sih kurang sreg juga. Huhu. Kalian tonton sendiri deh, atau kalau nggak punya banyak waktu bisa baca tulisan ini sampai selesai.

Nggak Ada Geobukdang Bakery

Cukup kecewa sih, mengingat banyaknya adegan yang terjadi di Geobukdang Bakery ini. Selain sebagai roda penggerak perekonomian keluarga Oh Nari, Toko Roti Geobukdang memiliki ceritanya sendiri. Mulai dari tempat nongkrong empat sekawan kalau lagi diluar sekolah sampai tempat biasa Yang Mijung bertemu Nari. Jadi menurut ku kayak sayang banget nggak dimunculkan.

Sunji dan Nari Nggak Sekelas

Ini yang agak aneh menurut ku, Sunji dan Nari nggak sekelas. Nari malah sekelas, bahkan sebangku sama cowok fake yang sebenarnya suka sama Yoona tapi malah ngedeketin Nari. Ingat nggak?


Kayak aneh banget. Aku nggak bisa terima ini. Padahal di webtoon Sunji yang pendiam terus bisa gabung sama empat sekawan kan karena Nari. 

Karakter Nari dan Sunji yang Seperti Tertukar

Akting pemainnya sih, bagus-bagus aja. Masih enak ditonton. Tapi karakter Nari disini insecure parah. Di webtoon juga insecure, tapi dia masih berani speak up. Nggak yang iya iya aja. Kalau di webdrama ini menurut ku si Nari diem diem bae. Nggak seberani dan banyak omong kayak di webtoon.

Karakter yang banyak omong malah Sunji, padahal kan Sunji pendiam. Tipe-tipe pendiam yang sekali ngomong langsung memecah suasana.

Perpindahan Alur Cerita yang Kurang Mulus

Dari konflik ke penyelesaiannya cepat banget selesai, kayak dipaksakan harus selesai aja gitu. Terus pindah ke konflik selanjutnya pun langsung pindah aja, masih terasa plot holenya. Kerasa banget kalau cuma adegan tertentu aja yang diambil buat dimasukkan ke webdrama.

Jung Wookyung dan Seo Mirae pacaran

Perbedaan dari webtoon yang bisa ku maafkan cuma ini. Hahaha. Soalnya di webtoon mereka cuma sampai suka-sukaan aja. Nggak sampai jadian. Di webdrama aku bisa dengan puas melihat keuwuan mereka hehehe.


Lucunya disini Mirae dan Wookyung satu sekolah. Mirae pun seorang trainee dan Wookyung sudah jadi idol. Untuk visual Mirae dan Wookyung sudah cocok banget.


Begitulah review sekaligus spoiler dari webdrama The World at My 17. Overall, yang paling sesuai kayak di webtoon cuma Yoona. Baik dari segi karakter maupun visualnya. Jadi udah no comment deh, buat Yoona. Selalu keren pokoknya.

Review The World At My 17 Season 2

Webdrama My World at 17 season 2 sudah rilis sejak akhir tahun 2021 lalu, oleh karena itu aku bisa langsung menonton begitu yang season 1 selesai. Dengan 10 episode dan durasi lebih panjang sekitar 17-29 menit per episodenya, aku jauh lebih puas dengan season 2 ini.


Nggak banyak yang bisa aku highlight karena alur ceritanya sudah jauh lebih mirip dengan di webtoon. Hanya saja oleh karena saat webdrama ini tayang, webtoonnya juga belum selesai. Jadi jangan kesal kalau endingnya menggantung. Ups.

Pemeran Nari dan Sunji diganti

Jujur aku lebih suka dengan pemeran Nari dan Sunji di season 2. Menurut ku yang jadi Nari dan Sunji sudah cukup sesuai dengan yang di webtoon. Nari yang biasa saja tapi cantik cute gitu dan Sunji yang cantik tapi polos. Sesuai porsinya.

Latar Tempat Sudah Disesuaikan Seperti di Webtoon

Horayy, Toko Roti Geobukdang sudah ada disini. Meskipun keluarga Nari nggak dimunculkan tapi keberadaan toko roti ini juga sudah cukup untuk melengkapi cerita ini. 

Im Yoona Nggak Ke Amerika

Nggak ada scene Yoona ke Amerika. Di webdrama ini, yoona masih satu sekolah dengan mereka. Hanya saja berbeda kelas dan gedung. Meskipun nggak ke Amerika, keberadaan yoona disini tetap sedikit. Jadi nggak mengurangi esensi yang ada di webtoon.

Berharap Diangkat ke Drama Series

Begitulah gambaran keseluruhan dari yang bisa aku nikmati dari webdrama ini. Buat yang tertarik ingin menonton bisa langsung cari di YouTube ya, ada semua kok.


Akhir kata, berhubung cerita di webtoonnya sudah terlihat happy ending. Semoga webtoon ini bisa digarap lagi dengan lebih serius. Maksud ku, dibikin drama series 16 episode kayak True Beauty. Soalnya pesan yang disampaikan webtoon ini sudah bagus, tapi versi dramanya masih kurang mengena.


Tapi aku nggak bisa berharap banyak juga sih, yang penting setiap malam jum’at Girl’s World tayang di webtoon. Menyala koin kuuuu.


Kalau kamu yang sudah menonton, bagaimana pendapat kamu? Cerita di kolom komentar ya!

Girl’s World, Webtoon Tentang Dunia Gadis SMA yang Manis


Satu minggu menjelang lebaran kemarin, aku keranjingan sama webtoon yang berjudul Girl's World. Tadinya karena webtoon langganan ku udah ku baca semua dan beberapa ada yang tamat, kekurangan hiburan lah emak di rumah.


Awal Mula Tertarik Webtoon Girl’s World

Bingung mau baca webtoon mana lagi dan nggak ada referensi juga mau baca apa, aku coba lihat-lihat webtoon yang top picks dari berbagai genre. Dari genre drama, girl's world ini di ranking 1. Langsung ku baca lah ya, mumpung masih gratis semua nih episodenya dan episode yang keluar pun sudah banyak. Bahkan season duanya sedang on going. Mantap.


Sinopsis Girl’s World Season 1

Bercerita tentang Oh Nari, seorang gadis, anak pemilik toko Geobukdang Bakery yang memasuki fase kehidupan barunya di SMA Chunghyun. Disana ia bertemu Im Yoona, teman masa kecilnya yang populer.


Memasuki kelas baru, Nari berkenalan dengan Im Sunji, gadis cantik yang polos dengan rambut berkuncir dua. Hari itu, saat jam makan siang, Yoona mendatangi kelas Nari untuk mengajak makan siang, diikuti dengan Seo Mirae, si gadis blasteran. Melihat mereka bertiga, Sunji yang sendirian meminta untuk bergabung dan diiyakan oleh Mirae.


Saat berjalan bersama Yoona, Sunji dan Mirae, orang-orang menatap mereka kagum, berbeda dengan tatapan mereka terhadap Nari. Nari risih ditatap seolah ia nggak pantas menjadi bagian dari mereka, parahnya ia juga sering menjadi kurir hadiah untuk ketiga temannya. Mendapat perlakuan tersebut membuat Nari semakin rendah diri dan merasa nggak bisa lagi bersama dengan teman-temannya, ia pun bertekad ingin keluar dari circle tersebut.


Begitu berhasil keluar dari circle, ternyata nggak membuat Nari merasa lebih baik. Justru ia semakin terpuruk karena semua teman sekelas mengucilkannya. Dari situ Nari menyadari bahwa nggak ada teman sebaik Yoona, Sunji dan Mirae. Ia sangat menyesal sudah melepaskan sahabat sebaik mereka. Bisakah Nari kembali bersama ketiga sahabatnya?


Secara garis besar, Girl's World season satu menceritakan tentang Nari si gadis biasa-biasa saja yang berhasil menaklukkan rasa rendah dirinya dan menjadi teman sesungguhnya bagi teman-temannya.


Ada pula cerita masa lalu dari Sunji, Mirae dan Yoona yang nggak kalah menarik untuk dibaca. Karena meskipun melalui masa lalu kelam, mereka berhasil melaluinya dan bisa saling menguatkan satu sama lain di masa sekarang.


Kesan Setelah Membaca Girl's World Season 1

Kisah anak SMA yang segar dan asik untuk dibaca semua kalangan. Walaupun ceritanya tentang persahabatan, tapi konfliknya terasa dekat dengan kehidupan sehari-hari dan kompleks. Ini yang bikin ceritanya nggak membosankan, bahkan banyak bagian lucunya. Aku paling suka melihat kepolosan Sunji wkwkwk. Penulis berhasil menonjolkan ciri khas setiap karakter sehingga membuat jalan cerita lebih hidup.


Membaca Webtoon Girl's World Season 1 membuat ku teringat dengan pepatah,

Don’t judge a book by it’s cover.

Semua karakter angsa yang digambarkan sempurna lewat penampilannya juga pernah melalui masa sulit. Kehidupan mereka nggak sesempurna kelihatannya. Disinilah peran Nari sebagai matahari, bersinar bagi orang sekitarnya. Meskipun awalnya ia harus kepayahan berjuang mengatasi masalahnya sendiri. 


Sinopsis Girl's World Season 2

Setelah Yoona pergi ke Amerika, Nari, Sunji dan Mirae melalui hari-hari baru bersama di kelas 2. Nasib baik, mereka bertiga sekelas dan Nari pun terpilih menjadi ketua kelas.


Awal kehidupan di kelas 2 nggak cukup menyenangkan karena kelas mereka berseteru dengan penghuni kelas atas. Nari sebagai ketua kelas pun turun tangan untuk menyelesaikan konflik diantara kelas mereka.


Hal nggak diduga terjadi. Berawal dari masalah tersebut, Nari jadi semakin sering berurusan dengan ketua kelas atas, Kwon Seungha. Hari-hari berikutnya, kesamaan peran sebagai ketua kelas dan sama-sama masuk OSIS membuat Nari dan Seungha semakin sering berinteraksi sehingga muncul bibit cinta diantara mereka.


Hal ini menyulut api cemburu Joo Chanyang, laki-laki cuek yang sebangku dengan Nari di kelas, yang diam-diam juga menaruh hatinya pada Nari.


Kesan Setelah Membaca Girl's World Season 2 

Sekilas dari sinopsis diatas, sudah bisa ditebak kan, arah cerita Girl's World Season 2 ini kemana? Yep, ke kisah cintanya Nari. Semanis apapun kisah SMA bersama sahabat, kalau kurang cerita cinta dengan lawan jenis pasti kurang manis. Xixixixi.


Setelah membaca semua episode yang ada, kini aku harus bersabar menjadi pembaca on going dan selalu menantikan webtoonnya setiap hari Jum'at. Tapi nggak apa-apa sih, karena semakin kesini ceritanya semakin seru. Wajar jadi ranking 1 dalam genre drama.


Aku berharap banget webtoon Girl’s World bisa diangkat jadi drama beneran kayak True Beauty (The Secret of Angel). Apalagi di season 2 ini ada cerita cintanya Nari yang uwuuu banget. Setiap adegan uwuunya pasti semakin manis kalau ditambahin Original Soundtrack ala drakor. Time to shine,  Nari.. bersama cowok pilihan mu. Hahah, setiap baca aku jadi senyum dan greget sendiri. Sangat menghibur emak beranak 1 ini.


Secara garis besar, konflik yang dihadapi Nari di kelas 2 semakin kompleks, bercabang dan menantang seiring dengan meningkatnya pengembangan karakter Nari yang sudah bisa berdiri sendiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri.


Yang paling aku suka dari webtoon ini, kalau flashback ke masa lalu salah satu tokoh. Pasti selalu ada cerita kenapa ia berlaku demikian di masa sekarang. Melihat hal itu bikin pikiran ku terbuka, bahwa setiap individu itu jangan dilihat dari satu sisi yang terlihat saja. Ada banyak sisi manusia yang nggak ia tampilkan seutuhnya dalam kacamata penglihatan kita. Apa yang nggak terlihat bukan berarti nggak ada, kan?


Ah, pokoknya aku merekomendasikan kalian untuk membaca webtoon ini saat lagi senggang. Kalau sudah baca, hati-hati keterusan. Xixixixixixixi.