Ngabuburit Asik Dengan Bikin Bubur Sumsum

 

pic bubur sumsum by jerry (via ig jerrymci7)

Setelah jadi Ibu, waktu ku lebih banyak di rumah. Ngabuburit sambil jalan berkeliling kota? Mau banget. Tapi apalah daya ku kalau pak suami masih bekerja jam segitu. Opsi jalan berdua sama si bayi nggak mungkin juga ku lakukan. Riweh sendiri akunya.


Sore itu dengan sisa tenaga yang ada, aku scroll IG sambil mencari referensi menu berbuka puasa. Biasanya aku suka mampir ke akunnya para alumni masterchef, kayak jerry, devina hermawan, ocit, devy anastasia, dll buat dapat menu simpel tapi enak. Keseringannya sih, recook resepnya jerry dan devina. Selain mudah dipraktekkan dan dimengerti, bahannya juga mudah ditemui.


Seperti bubur sumsum dari resep jerry (ig: jerrymci7), aku ngiler banget. Cocok dijadikan takjil. Tapi sayang, stok tepung beras di rumah ku nggak ada. Jadi resepnya simpan disini dulu aja, sekalian berbagi sama yang nggak terjangkau. Kalau aku recooknya nanti deh, pas sudah beli tepung beras. Heheheh.


Bubur Sumsum Ala Jerry MasterChef

Bahan kuah:

125 gr gula aren

125 ml air


Bahan bubur sumsum:

75 gr tepung beras

500 ml air

150 ml santan kental

½ sdt garam

1 sdm minyak


Cara Membuat:

  1. Didihkan bahan kuah. Setelah larut, sisihkan.

  2. Masukkan tepung beras, air, santan dan garam. Masak sampai mulai meletup, masukkan minyak. Aduk dan masak sebentar sampai tercampur rata. Matikan api.

  3. Hidangkan bubur dalam mangkuk, lalu siram dengan kuah gula.


Mudah kan, cara membuatnya? Duh, gatel banget pengen bikin. Habis ini mau langsung otw beli bahan lengkapnya ah. Yuk bikin juga gaes, selamat mencoba!

Momen Ramadan Tak Terlupakan

 


Setiap ikut blog challenge ramadan, selalu ada tema tentang cerita ramadan yang paling berkesan dan tak terlupakan. Kebanyakan cerita ramadan yang paling berkesan untuk ku ya di masa kecil, saat waktu ku hanya dihabiskan untuk bermain bersama sepupu dan teman-teman ku. Sebegitu berkesan memang ramadan jaman dulu.


Karena cerita ramadan bersama teman dan sepupu ku di masa kecil sudah ku ceritakan disini dan disini, maka tahun ini aku ingin bercerita tentang momen ramadan tak terlupakan saat peran ku hanya sebagai seorang anak.


Belakangan, setelah tiga tahun terakhir melalui ramadan dengan peran baru sebagai seorang istri dan ibu. Aku merasakan betul kepayahannya ibu di saat ramadan. Bangun paling awal untuk menyiapkan sahur, tetap memasak di siang hari untuk menyiapkan menu berbuka. Padahal tenaga saat sore menjelang siang itu benar-benar low battery. Bahkan saat malam bisa tidur paling akhir sebab perlu menyiapkan beberapa persiapan agar sahur nanti bisa menyiapkan menu lebih cepat dan ringkas.


Kadang aku berpikir, aku ingin egois untuk pengen tidur aja memuaskan rasa kantuk ku. Tapi sesaat kemudian aku sadar, kalau aku nggak bergerak bahan makanan tentu nggak bisa matang dengan sendirinya. Disaat seperti ini, aku hanya berharap semoga apa yang ku lakukan bisa menjadi ladang pahala.


Situasi saat ini jauh berbeda dengan aku di masa masih hanya berperan sebagai seorang anak. Dulu alarm belum sampai berdering, mama sudah membangunkan ku untuk makan sahur. Bangun sahur pun makanan sudah tersedia. Meskipun terkantuk-kantuk, aku tetap bisa makan tanpa memikirkan apapun.


Menjadi ibu menyibakkan banyak hal yang nggak aku pahami sebelumnya. Selalu dihadapkan pada situasi yang nggak aku inginkan dan nggak pernah aku bayangkan, menjadi benar-benar harus menghadapi situasi tersebut. Mau mencoba lari pun hanya akan menambah masalah. Pantas saja, para ibu itu banyak yang kuat. Kuat fisik, kuat mental.


Momen ramadan sebagai seorang anak yang menyenangkan lainnya adalah saat ngabuburit berkeliling kota bersama bapak, meskipun susah sekali mengajak bapak supaya mau jalan. Tapi sekalinya mau, rasanya menyenangkan sekali. Belum lagi kalau dibelikan kembang api yang dimainkan di malam hari. Hihihi, definisi bahagia itu sederhana nggak sih?


Aku bersyukur orang tua ku memberi pengalaman menyenangkan di masa kecil ku saat ramadan, karena berkat itu aku punya role model untuk memberi kenangan menyenangkan yang sama atau bahkan lebih dari orang tua ku dulu kepada anak ku.

Ragam Takjil Ramadan Khas Kalimantan Selatan


Ramadan tahun ini terasa adem menurut ku, sebab masyarakat Indonesia yang multikultural bisa disatukan dengan takjil. Lah kok bisa?


Lagi ngetren soalnya di sosial media kalau nggak hanya warga islam yang semangat berburu takjil, tapi juga warga non islam. Seru sih, liatnya hahaha meskipun di tempat ku sendiri belum ku temui hal demikian.


Berbicara tentang takjil, di Kalimantan Selatan banyak sekali pilihan takjil yang bisa kalian coba. Semuanya enak-enak, tinggal pilih saja sesuai selera. Disini aku ingin memberikan referensi lima pilihan takjil ramadan khas Kalimantan Selatan yang bisa kalian coba. Simak sampai selesai!


  1. Amparan Tatak

Kue basah berbahan dasar santan, pisang dan tepung beras ini favorit ku banget. Apalagi di lapisan atasnya terasa lembut manis gurih santan. Enyaaak. Makan banyak pun aku nggak enek hihihi karena rasanya light nggak yang dominan manis. Rasa manis pun lebih terasa di lapisan bawah karena pakai gula dan potongan pisang.

Kalau kalian pengen coba kue basah tapi nggak mau yang terlalu manis, aku merekomendasikan kue ini untuk kalian. Amparan tatak juga sangat mudah ditemui di penjual kue (wadai) diseluruh Kalimantan Selatan, apalagi saat Ramadan. Kue inilah bintangnya.


Amparan Tatak (pic by hanhanny via cookpad)


  1. Ipau

Lasagna khas Banjar kalau kata orang Kalsel tuh. Ipau bisa jadi pilihan buat yang pengen cari takjil, tapi nggak mau yang manis. Kue ini juga bisa bikin kenyang sebab bahan utamanya ada protein dari daging ayam/sapi dan telur, ada serat dan karbo juga seperti wortel dan kentang. Paket lengkap, tuh? 




Wadai Ipau (pic by rinni_marcello via cookpad)


Ipau terdiri dari lapisan kulit (semacam kulit risol) yang disusun berlapis-lapis dengan campuran protein dan sayur yang sudah ditumis. Kemudian di bagian atasnya diberi potongan daun seledri dan bawang goreng. Mantap banget rasanya. Disajikan dengan saus lebih enak.

Sayangnya, Ipau ini cukup jarang ditemui di tempat ku di Tabalong. Bahkan saat Ramadan, Ipau hanya ditemui di beberapa penjual saja. 


  1. Bingka

Bingka terdiri dari dua varian yaitu bingka kentang dan telur. Biasanya berbentuk bunga, dengan metode masak dipanggang atau dikukus. Di Kalimantan Selatan, sangat mudah menemui kue ini, bahkan saat bukan bulan Ramadan. Di pusat kue atau oleh-oleh biasanya tersedia. Bahkan di Tabalong sendiri ada daerah Kelua yang terkenal dengan kuliner Bingkanya, biasa disebut Bingka Kacung.


Bingka Kentang (pic by Meila_NA25 viv cookpad)

Untuk varian bingka kentang, biasanya sedikit lebih padat namun tetap lembut. Sedangkan bingka telur teksturnya lembut sekali. Rasanya legit dan manis, tapi nggak terlalu manis sampai bikin pusing. Masih bisa dinikmati dan saat Ramadan kue ini jadi primadona sebagai takjil untuk berbuka puasa.


  1. Hula-Hula

Hula-hula ini masih termasuk golongan kue basah yang berlapis-lapis, umumnya berwarna cokelat putih. Warna cokelat didapat dari gula merah dan tentu saja rasanya manis. Manis legit khas gula merah, dipadu dengan lapisan putih dari adonan tepung beras membuat kue manis ini jadi nggak berasa manis banget. Proporsinya pas lah. Kue hula-hula juga sangat mudah dijumpai saat Ramadan.

Hula-Hula (pic by meibasuki via cookpad)


  1. Sarikaya

Pertama kali nyicipin kue sarikaya pas dikasih sama adik ipar ku. Enaaak banget. Dulu aku nggak tertarik sama kue ini karena takut kemanisan dan amis, maklum kue ini memang berbahan dasar telur dan gula merah.

Sarikaya (pic by minienora via cookpad)

Tapi semua berubah pas aku udah ngerasain sendiri kue sarikaya, ini kok ya enak banget. Manis gula merah tapi lebih kayak ke caramelized, mana lembut pula. Ah enakk banget pokoknya. Sejak saat itu kue sarikaya jadi salah satu takjil favorit ku saat Ramadan.


Itu dia rekomendasi lima pilihan takjil khas Kalimantan Selatan yang bisa kalian coba. Buat kalian yang sudah coba, dari lima kue diatas, mana yang jadi favorit kalian? 


Cerita di kolom komentar yaa.