Indahnya Riam Mambanin & Bukit Mambanin

di Bukit Mambanin, Marindi (dok. pribadi)


Jenuhnya rutinitas dan terbatasnya ruang gerak akibat pandemi covid-19, mendorong ku untuk melarikan diri ke suatu tempat yang masih dalam wilayah Tabalong. Tepatnya di Desa Marindi, Kecamatan Haruai. Berjarak sekitar 32 km dari pusat kota Tabalong, ada 2 obyek wisata sekaligus dalam satu tempat yang bisa dikunjungi. Itulah Air Terjun Riam Mambanin dan Bukit Mambanin.


Di hari aku melakukan perjalanan, cuaca sedang tidak baik-baik saja. Hujan turun lalu sesekali mereda, namun gumpalan awan masih tetap mendominasi langit. Hujan belum selesai. Sempat ada keraguan untuk melanjutkan perjalanan, tapi apa yang sudah dimulai sayang juga untuk dihentikan. Akhirnya bermodal keyakinan, kami berangkat.


Benar saja, baru setengah perjalanan hujan kembali mengguyur. Mana nggak bawa mantel lagi. Kami tetap nekat menembus hujan, tapi semakin dijalani ternyata semakin lebat. Kami pun memutuskan untuk berteduh di masjid terdekat. Hm, ternyata sesuatu yang memaksakan itu nggak baik.


Cukup lama menunggu, pukul 1 siang kami pun melanjutkan perjalanan. Hujan juga sudah benar-benar reda. Matahari sudah menampakkan sinarnya, langit biru pun tersibak diantara awan-awan tebal yang sempat menguasai hari.


Baca juga : Liburan ke Nateh


Perjalanan masih melewati perkampungan penduduk dengan jalan aspal, kemudian masuk ke belokan di sebelah rumah warga, jalanan berubah jadi perkebunan karet yang diselingi dengan rumpun pohon bambu. Sayangnya, tidak ada plang nama di titik belok yang menjadi acuan. Jadi jika kalian baru pertama kali kesini dan tidak tahu sama sekali tempat ini, kalian mungkin agak sulit menemukannya. Solusinya bisa bertanya pada penduduk sekitar.


Dari sini, jalan mulai nggak asik. Tanah becek setelah hujan sempat ditemui beberapa meter, berganti dengan jalan setapak yang sudah disemen, ya meskipun semen tapi jika dilalui setelah hujan akan jadi menantang juga. Licin oy. Ditambah lagi kontur tanah yang naik turun khas perbukitan membuat kami harus ekstra hati-hati. Hm, pantas saja teman ku yang asli orang sini tidak merekomendasikan ke Riam Mambanin setelah hujan, ternyata seperti ini toh.


Kami pun terus mengikuti jalan yang lumayan panjang, hingga terdengar suara riak air terjun. And here it is!


Fasilitas dan Biaya Wisata

Fasilitas disini cukup lengkap, sudah ada tempat parkir, juga terdapat satu WC dan satu ruang ganti untuk pengunjung. Selain itu juga ada warga yang berjualan makanan ringan dan beberapa minuman kemasan. Worth it lah ya, penolong disaat kelaparan melanda.


Untuk biayanya kami hanya membayar parkir sebesar Rp. 5000,-/kendaraan, biaya masuknya sendiri tidak dikenai. Sampai disini, entah karena sehabis hujan, suasananya benar-benar sunyi, tidak ada pengunjung lain. Hanya ada kami dan seorang petugas yang berjaga sekaligus menunggui jualannya, wah berasa seperti eksklusif yang menyewa tempat ini secara pribadi wkwkwk.



Pesona Bukit Mambanin

Kami memutuskan untuk mendaki bukit ini terlebih dahulu sebelum bermain di riam, meskipun riamnya ada di depan mata tapi kami mau kesana dulu deh.


jalan setapak menuju Bukit Mambanin (dok. pribadi)


Bukit ini sebenarnya tidak terlalu tinggi, ya namanya juga bukit dan track pendakiannya juga tidak terlalu panjang tapi medannya cukup sulit dan sedikit curam. Ditambah lagi tanah becek setelah hujan, semakin menambah tingkat kewaspadaan kami.


diatas Bukit Mambanin (dok. pribadi)


Dan nggak sampai satu jam, kami sudah sampai diatas bukit. Padahal ini cuma bukit tapi aku bisa merasakan sensasi diatas awan. Apa karena ini efek setelah hujan ya. Dari atas sini terlihat luasnya hamparan hijau, dengan rumah warga yang menyebar seperti rumah-rumahan mainan. Selain itu terlihat juga nun jauh disana sebuah perusahaan semen dengan bangunan kantor yang megah. Sayang, disekitarnya tidak ada pepohonan lagi. Dari tempat ku berdiri ini juga sering jadi tempat camping, lihat saja bekas api unggun & beberapa beras yg masih tercecer.


Yap, sudah cukup menikmati pemandangan dari atas, mari kita bermain air!!


Baca juga : Taman Bunga Poska


Pesona Riam Mambanin

Yang paling aku suka dari Riam Mambanin adalah ketika sampai di parkiran, kita nggak perlu berjalan jauh lagi menuju spot yang diinginkan karena riamnya sendiri tepat berada di samping parkiran, kita hanya perlu berjalan menurun untuk bisa sampai dibawah air terjun.


Hanya saja lagi-lagi karena setelah hujan, bebatuan jadi semakin licin. Harus ekstra hati-hati dan karena aku juga tidak membawa baju ganti, jadilah aku hanya menikmati pemandangan dari sini.


Riam Mambanin dari atas (dok. pribadi)

bebatuan di Riam Mambanin (dok. pribadi)

Sekian cerita ku saat berkunjung ke riam mambanin & bukit mambanin, saran ku jangan lupa bawa sampah kalian pulang ya, soalnya ku lihat diatas bukit banyak sekali sampah berserakan, terutama saat perjalanan menuju keatas.

2 komentar

  1. Wah segernya main di alam, dengan masker yang sesak ini main dialam eang jadi obat buat menghirup udara segar

    BalasHapus
  2. Pengen deh nanti pas anak2 udah lumayan besar nyoba ke sana, kayaknya sejuk banget di sana yah. Indah banget emang Kalsel ❤️

    BalasHapus

Mari berbagi pendapat dari sudut pandang mu melalui komentar di bawah ini