dok. pribadi |
Ada 5 hal yang ku persiapkan sebelum resign- uhm ya, aku baru saja memutuskan untuk resign dari pekerjaan yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari ku selama 4 tahun terakhir. Gejolak ingin resign ini bukan tanpa alasan, bukan karena ujug-ujug sedang berkonflik dengan rekan kerja atau dimarahi atasan lalu aku mengundurkan diri.
Heh, aku tidak selemah itu.
Pokoknya ada banyak hal yang mendorong ku untuk memilih pilihan ini, tapi tidak akan ku bahas dulu di postingan ini. Because why? Karena postingan ini akan membahas detik-detik persiapan untuk mengundurkan diri a.k.a resign dari perusahaan tercinta. Jiahhh..
Pastikan sudah tidak ada utang
Hal mendasar yang sangat penting untuk diperhatikan adalah memastikan sudah tidak ada utang/cicilan ketika kamu memutuskan untuk resign tanpa pekerjaan baru. Ya kali kamu tetap nekat pengen resign, kamu mau bayar cicilan pakai apa? Masa gali lubang tutup lubang. Ingatlah ini selalu, seberat apapun masalah pekerjaan mu jika utang/cicilan mu masih belum lunas sebaiknya jangan ambil risiko untuk resign.
Kalau dapat pekerjaan baru sih nggak apa-apa, apalagi kalau gajinya lebih besar dari sebelumnya. Gas lah.
Pastikan dana darurat aman
Sudah kah kamu punya dana darurat?
Jangan-jangan masih ada yang belum tahu tentang pentingnya dana darurat. Dana darurat akan sangat terasa manfaatnya ketika ada situasi darurat seperti ada PHK dadakan atau ketika kamu sudah burn out dengan pekerjaan kantor dan sangat ingin resign. Atau situasi nggak terduga lain, yang nggak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Dana darurat adalah dana dengan nominal tertentu yang dipersiapkan untuk menghadapi situasi nggak terduga, jadi ketika situasi itu datang nggak mengganggu dana di pos tujuan keuangan lain. Nggak ada patokan pasti tentang berapa nominal yang harus dialokasikan ke dalam dana darurat, tapi sebaiknya, seminimalnya sebesar 3x pengeluaran bulanan.
Gimana kalau aku mau sebesar 6x pengeluaran bulanan, hel? Atau 12x, boleh?
Ya nggak apa-apa, malah lebih bagus. Tapi kalau mampunya cuma sampai 1 atau 3x pengeluaran bulanan juga nggak apa-apa. Hanya saja, kalau kamu memutuskan untuk resign tanpa pekerjaan baru dan hidup mengandalkan dana darurat, kira-kira bisa nggak kamu memastikan dapat pekerjaan baru dalam 1 atau 3 bulan?
Pastikan punya rencana kegiatan yang akan dilakukan setelah resign
Resign tanpa pekerjaan baru dengan niat ingin healing dari beratnya beban kerja itu nggak salah, tapi setelah kamu sudah merasa ‘baikan’. Kamu mau ngapain?
Kalau kamu sendiri masih belum tahu mau apa, sebaiknya jangan resign dulu. Karena masa healing itu paling banter sebulan, sisanya jika kamu masih belum tahu mau ngapain pasti akan membosankan. Mencari pekerjaan baru itu pula nggak sebentar. Mulai mencarinya saja sudah nggak pasti waktunya berapa lama, ditambah lagi jika sudah dapat masih ada proses rekrutmen lagi yang harus dilewati. Selama masa itu, kamu sanggup nggak untuk nggak bete menghabiskan waktu dengan hanya scroll sosmed sambil melihat pencapaian orang lain dan rebahan seharian?
Kalau nggak sanggup mending jangan resign dulu, atau kalau sudah terlanjur mari kita nikmati dan jangan buang waktu lagi. Manfaatkan waktu ini untuk menggali potensi diri kamu. Banyak kok, webinar atau kursus gratis via online. Kalau mau offline juga bisa, manfaatkan program pemerintah melalui Balai Latihan Kerja yang tersedia di kota mu untuk upgrade diri. Oh iya, sekalian perluas relasi juga ya. Mana tahu rezeki mu lewat rekan yang baru kamu temui di tempat kursus.
Kuncinya, jangan berdiam diri berharap dijemput, tapi kamu sendiri yang bergerak menjemput bola. Satu lagi, kalau kamu merasa sudah berproses tapi hasilnya masih belum kelihatan. Tetaplah on track dan konsisten sambil terus mengevaluasi diri ya. Semangat!
Menyerahkan surat resign
Ngeluh sana-sini pengen resign, tahu-tahu udah kerja 10 tahun. Kayak siapa? wkwk
Nggak salah sih, selama masih sanggup mengemban tugas dan beban tersebut. Tapi karena disini kita membahas tentang persiapan sebelum resign, tentu saja fase paling penting adalah ketika surat resign sudah sampai ke tangan atasan dan tim HC terkait.
Pastikan one-month notice ya, biar perusahaan juga enak cari penggantinya dan kita sempat ngajarin/penyerahan job pending ke orang baru. Sejatinya masuk perusahaan baik-baik, keluar pun juga harus baik-baik.
Update CV dan portofolio
Saatnya kita update CV dan membangun portofolio untuk persiapan masuk ke pekerjaan selanjutnya. Usahakan buat seefektif dan serelevan mungkin, biar recruiter bisa dengan jelas tahu tentang diri kamu sehingga besar kemungkinan kamu bisa dipanggil ke sesi wawancara.
Demikian 5 persiapan yang bisa kamu lakukan sebelum memutuskan resign hingga sampai pada waktu resign yang sudah dinantikan hohoho..
Apapun yang terjadi setiap pilihan pasti ada konsekuensinya dan setiap pilihan pula ada di tangan mu, kamu yang paling tahu medan seperti apa yang akan kamu lalui jadi pastikan mengambil keputusan dengan berkesadaran ya, apalagi masalah resign. Karena resign dari pekerjaan cukup bisa mengubah hidup mu, pastikan jangan resign hanya karena alasan emosional. Sebab besar kemungkinan bisa membuat kamu menyesal dikemudian hari.
Buat yang sudah resign, mari kita manfaatkan waktu ini untuk menggali potensi diri, mana tahu ada sesuatu yang nggak terduga menanti di ujung sana. Selamat survive!
Tidak ada komentar
Mari berbagi pendapat dari sudut pandang mu melalui komentar di bawah ini