Beberapa bulan lalu aku ke dokter gigi untuk mencabut sisa akar gigi yang sudah sangat menganggu. Nggak nyaman banget kalau makan, ada rasa nyeri dari mencuatnya sisa akar gigi yang cukup tajam itu.
Sempat maju mundur pengen dicabut atau nggak, soalnya aku belum pernah ke dokter gigi sama sekali. Bayangan tentang alat-alat kedokteran yang nggak familiar dan rasa sakit disuntik anestesi bikin nyali ku menciut. Tapi jika dibiarkan, aku nggak bisa makan dengan nyaman. Pilihan ku hanya dua, memelihara ketidaknyamanan ini atau melawan rasa takut untuk menemui rasa sakit yang mengakhiri semuanya. Aku pun memilih pilihan kedua.
Pilihan yang tepat sebab proses pencabutan akar gigi ku nggak sampai 10 menit. Menurut ku, proses yang memakan waktu justru saat menunggu rasa kebas tanda anestesi bekerja. Saat gusi diobok-obok juga terasa sih, tapi biasa aja. Nggak sakit atau kayak gimana-gimana. Setelah efek anestesinya hilang baru terasa perih, cekat-cekit khas luka menganga. Namun masih bisa diatasi dengan minum obat pereda nyeri dari dokter. Selebihnya, ke dokter gigi tidak semengerikan itu.
Mungkin penyebab ke dokter gigi jadi terasa menakutkan karena sedari kecil kita sering ditakut-takuti seperti, "hayoo sikat giginya, nanti dicabut sama dokter gigi loh!"
Huhu kalau sudah dibilang gitu, ke dokter gigi terasa jadi mengerikan. Untuk itu, aku akan memberikan tips cara mengatasi rasa takut ke dokter gigi berdasarkan pengalaman ku ya.. simak sampai selesai.
Cari tahu lebih dalam tentang klinik atau dokter gigi yang akan menangani masalah gigi kalian
Setelah memutuskan ingin cabut gigi, aku riset sana-sini mengenai dokter gigi yang akan jadi pilihan ku untuk mencabut gigi. Riset ini ku lakukan dengan bertanya-tanya pada teman/keluarga yang pernah punya pengalaman cabut gigi. Selain itu bertanya tentang kisaran harga supaya bisa mempersiapkan budget untuk mencabut gigi.
source : pexels.com |
Jika sudah dirasa ketemu beberapa pilihan, aku meyakinkan hati lagi dengan kepoin akun sosial medianya. Aku melihat-lihat testimoni dari pasien lain yang pernah kesana atau ragam masalah gigi yang pernah ditangani oleh dokter tersebut. Siapa tahu ada yang keluhannya sama dengan ku kan.
Aku memang suka ngepoin akun sosial media suatu layanan/tempat sebelum berkunjung, untuk mencari tahu pengalaman orang-orang saat kesana. Kalau menyenangkan atau banyak yang pernah kesana kan, pasti aku akan kesana juga. Ibaratnya, sosial media itu etalase yang menjadi penentu sebelum kita memutuskan memilih untuk kesitu atau nggak. So, aku nggak pernah melewatkan ini.
Ubah mindset
Efek sering ditakut-takuti ‘kalau nggak sikat gigi nanti giginya dicabut dokter gigi’ itu memang menjadi momok yang mengerikan dan terbawa hingga dewasa. Makanya penting untuk mengubah mindset kita yang sudah terpengaruh statement tersebut.
Jujur aku pun awalnya takut ke dokter gigi, sehingga sering menunda-nunda untuk menangani permasalahan gigi ku. Kalau pun sakit gigi kan, masih bisa ditolong dengan minum obat sakit gigi. Jadi ngapain ke dokter gigi?
Namun saat gigi ku kemaren hanya sisa akar dan akar tersebut runcing rasanya mengganggu sekali. Sisa akar gigi yang sudah membusuk itu pun memberi masalah baru pada gusi, sehingga membuat gusi ku bengkak dan sering sakit. Ditambah lagi saat makan, rasanya nggak enak sekali.
Sampai aku merubah pikiran ku kalau lebih baik menahan sakit dicabut gigi, daripada menahan sakit gigi dan gusi yang mengganggu aktivitas makan. Sejak berpikiran seperti itu, aku menjadi lebih berani ke dokter gigi.
Take action, lawan rasa takut
Takut. Takut. Takut.
Takut nggak akan ada habisnya. Takut hanya akan hilang jika kita menghadapinya. Makanya tips pertama yang bisa ku berikan adalah meriset dulu dokter gigi yang akan menangani gigi kita supaya lebih tahu bagaimana cara ia menangani pasien dan track recordnya. Tak kenal maka tak sayang kan?
Kalau kita sudah meriset, rasa takut bisa berkurang karena kita percaya dengan kompetensi dokter gigi tersebut. Kita pun jadi bisa lebih tenang dan berani menghadapinya.
Itu dia tiga cara mengatasi rasa takut ke dokter gigi. Cukup tiga langkah, tapi jika dilakukan pasti ada hasilnya. Selamat mencoba!
Tidak ada komentar
Mari berbagi pendapat dari sudut pandang mu melalui komentar di bawah ini