This is Life


Dulu aku pikir orang kerja itu enak. Iya. Tiap bulan nerima gaji, terus bisa beli macam macam barang, traveling ke luar kota, pamer foto foto keren di sosial media. Apalagi kalo ada acara kantor yang seru abis, beh berasa paling sibuk aja.

Nyatanya setelah aku sampai di titik itu, aku malah kaget. Mental aku nggak siap.

Aku udah pernah nangis karena dibentak bos, udah pernah dikambing-hitamkan sama rekan kerja, sering ikut proses rekrutmen kerja tapi cuma sampai wawancara doang, jadi orang yang berbeda di suatu instansi. Sampai sekarang, alhamdulillah udah dipercaya untuk berkontribusi di salah satu perusahaan swasta. Semuanya udah. Hm, mungkin ini masih belum seberapa sih, mengingat masih banyak yang harus aku lalui lagi.

Dari sini aku ngerasa hidup itu kayak main game berlevel, yang mana di setiap level tersebut punya tantangannya masing-masing. Iya. Saat aku masih di level 1, aku ngeliat tantangan di level 2 kayaknya lebih seru dan menantang. Aku nggak sabar buat kesitu, tapi begitu udah sampai di level 2 aku malah ngeluh ngeluh pengen balik lagi ke level 1.

Manusia macam apa aku ini.

Disitu aku merenung. Menatap layar laptop. Melihat sederet email yang dipenuhi dengan surel lamaran pekerjaan. Disitulah aku dahulu.

Kadang kita memang harus diam dan mengingat kembali jalan apa yang sudah kita lalui sampai sejauh ini. Sampai ke titik ini.

Semuanya punya porsinya masing masing. Tantangannya masing masing. Bersyukurlah.
Sesekali aku pernah mendengar keluhan seorang teman yang mengeluhkan prosesnya dalam kuliah. Tugas yang menggunung sampai harus rela begadang demi menyelesaikannya, berurusan dengan dosen, dan segala hal tidak mengenakan lain yang sering mereka keluhkan.

Pernah sekali pernyataan mereka aku sanggah dengan, “Hei! Kuliah itu tidak jauh lebih berat dari bekerja! Bersyukurlah kalian kuliah tanpa harus memikirkan bagaimana cara membayarnya!”

Reaksinya malah sewot, “Kamu mah enak abis SMK langsung kerja, nggak tahu sih, gimana rasanya kuliah!”

Hmm ya, aku tidak menyalahkan kalian yang kuliah.

Cobalah untuk bersyukur. Begitulah proses. Mengeluh wajar, tapi jangan dijadikan beban.
Pernah juga saat aku berkunjung ke suatu kota besar. Ke sebuah pasar pusat oleh oleh khas kota tersebut, disaat asik memilih cinderamata untuk dibawa pulang. Lewat anak kecil dengan masih berseragam Sekolah Dasar menawarkan jajanan kue khas kota tersebut ke pengunjung pengunjung pasar.

Aku tertegun.

Anak sekecil ini, yang bahkan belum sempat berganti seragam, bukannya bermain atau sekedar tidur siang malah memilih berjualan dulu.

Aku jadi malu dengan diriku sendiri. Baru kali ini aku menyaksikan langsung, bukan hanya dari acara tv.

Begitulah hidup.

Tulisan ini dibuat bukan untuk menyudutkan siapa pun. Melainkan hanya sebagai pengingat diri sendiri agar lebih bersyukur. Rasa syukur diciptakan untuk menetralkan ketidakpuasan napsu dan ego dalam diri sendiri.

Lihat, dengar dan rasakan apa yang terjadi di sekitar kita. Banyak yang tidak seberuntung kita. Disitulah kita harus menyadari bahwa masalah yang kita hadapi itu bukanlah yang paling berat di dunia ini.

Drama Olshop


Aku bukan termasuk cewek produktif yang bisa memanfaatkan sosial media jadi lahan untuk berbisnis online shop, tapi aku cewek konsumtif yang suka follow follow instagramnya akun olshop. Suka aja sih liat koleksinya, biarpun kagak beli. Itung itung cuci mata wkwk

Siapa tau ada rezeki kan, aku bisa langsung eksekusi. Muehehehe..

Tapi bukan itu fokus yang jadi perhatian ku sampe bikin postingan ini, melainkan kelakuan buyer-seller nya yang bikin aku ngakak dan geleng geleng kepala. Sampai ada akun instagram khusus berisi tentang kelakuan ajaib mereka yang berhasil bikin aku ngakak sendirian sambil liat hape.

Misal nih, ada olshop yang udah jelasin cara order panjang x lebar x tinggi. Udah jelas banget –kalo dibaca- dan dijadiin highlight lagi di akunnya. Bisa diakses sama followernya kan, ya tetep aja ada yang dm tuh akun dengan pertanyaan yang udah pernah dibahas.

Apa susahnya stalking sih? Baca woy, baca!

Toh, di highlight itu udah ada judulnya juga akan tentang apa yang dibahas di dalam highlight tersebut. Tinggal baca judul, terus klik yang kira kira sesuai dengan informasi yang pengen kita tau. Susah banget kayanya yak.

Malah kadang kalo sellernya mengingatkan tentang budaya membaca, dia malah marah marah. Ngatain males jelasin lagi atau sombong lah. Aneh.

Tapi stalking akunnya gebetan atau mantan aja, gercep. Padahal udah tau dampaknya bikin sakit hati.

Lain halnya kalo misalkan olshop tersebut yang nggak profesional dalam memberikan informasi mengenai apa yang dijualnya atau semacamnya. Beda cerita lagi tuh.

Kadang aku juga pernah sih, nemu olshop yang cuek banget ngelayanin customernya. Sampe aku mikir, ini orang mau duit apa kagak sih?!

Terus ada juga nih, dia tuh komplain barang yang nggak sesuai gambar katanya. Padahal setelah ditelusuri lagi ternyata salah dia yang nggak baca kolom deskripsi box dengan benar. Sok sok an beri review buruk lagi. Hoammms...

Tapi ada juga sih emang, olshop yang ngasi barang ke customernya nggak sesuai gambar. Biasanya yang kayak gini nih, yang ga nulis deskripsi barang dengan lengkap. Makanya kita kudu teliti dalam membeli pemirsah.

Di dalam dunia belanja online kan biasanya ada juga nih istilah istilah tertentu dan cenderung baru di dengar lah, ini yang kadang bikin miss-persepsi antara buyer dengan seller. Iya kalo buyernya bisa dengan bijak menerima penjelasan dari seller tersebut. Lah ini, kadang ada beberapa yang udah salah tapi malah nge-gas. Disini aku cuma bisa duduk diam melihat pertikaian mereka.

Entah karena apa mereka bisa se-ajaib itu, tapi sebagian besar yang aku lihat sih karena nggak membudayakan budaya membaca sampai selesai. Sisanya? Aku nggak tau mereka dapat ilham darimana.

Ya begitulah kira-kira sedikit gambaran tentang drama olshop di negara berflower.

Liburan ke Nateh


Kalo mau ngerencanain liburan itu mending gausah dari jauh jauh hari deh, takut gak kesampean soalnya. Kayak kami dong, malamnya bikin rencana, besoknya langsung go!

No wacana wacana club.

Begitulah kenyataannya gengs.

Pastinya dengan metode kayak gini juga, yang bisa ikut cuma orang orang yang siap secara waktu, fisik dan finansial, karena itulah cuma 6 orang yang bisa ikut andil dalam perjalanan kali ini.

Perjalanan ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dari Tanjung-Birayang selama sekitar 2 jam dengan kecepatan standar cenderung pelan kek siput. Begitu sampai ke birayang pun, kita harus masuk ke perkampungan gitu lagi sampai ke lokasi yang dituju dan itu memakan waktu sekitar 30 menit dengan kecepatan standar lagi tentunya.

Dan lagi sepanjang perjalanan ini kita hanya berpedoman sama google maps sama nanya ke orang orang gitu, kita semua nggak ada yang tahu lokasi spesifik tempat yang mau dituju soalnya.
Ini pertama kali!

Hal ini bikin aku di setiap inchi perjalanannya selalu nebak-nebak penasaran, ini ntar gimana ya? Abis ini ada apa lagi ya? Jauh lagi nggak sih?

Begitu sampai ke tempat yang dituju jadi berasa surprise banget!

Pemandangan alamnya masih asri dan indah banget. Dibawah kaki pegunungan meratus, disinilah kita akan menghabiskan waktu hari ini!

Sampai ke titik tempat wisatanya ternyata tempatnya penuh banget. Tadinya ku pikir -saat melihat  asrinya alam menuju kesini terbayang tempat yang sepi- gitu taunya malah rame deng. Lagi tanggal tanggal holiday soalnya.

Tapi gapapa. Nggak mengurangi semangat kita kok untuk mengumpulkan view bagus buat foto foto.

Jauh jauh kesini buat foto foto aja nggak seru juga dong ya, biar nggak flat kita sepakat buat nyobain arung jeram. Biayanya cuma 150k dan itu udah bisa untuk 6 orang. Worth it lah..

Oiya, kalo lagi rame gini, kita harus antri buat bisa nyobain arung jeramnya. Musti sabar yaa..

Review aku setelah nyobain arung jeram disini lumayan seru lah ya, cocok banget buat yang nggak bisa berenang tapi pengen nyoba arung jeram dan buat yang berani berani takut untuk menantang adrenalin, worth it banget buat arung jeram disini.

Karena arusnya deras tapi nggak terlalu bikin kita terombang-ambing gitu, cenderung stabil sih menurut aku. Kita juga bisa minta stop juga kalo emang ada view bagus buat foto. Recommend lah buat yang pengen berburu foto dengan tema pegunungan dan sungai ala ala manjalitah wkwk

Apaansi.

Yak, berikut ini hasil foto foto yang diambil di Nateh. Mana tau setelah baca postingan ini, kalian jadi pengen kesini hehehe