Pengalaman Pertama Kali Vaksin Covid-19


Beberapa hari yang lalu aku baru aja melaksanakan vaksin untuk dosis pertama. Gimana rasanya setelah divaksin? Simak cerita ku yuk…

Alasan mau vaksin

Sudah dari lama dunia diresahkan dengan adanya covid-19 ini, termasuk aku yang emang dari awal covid masuk Indonesia nggak pernah merasakan WFH, padahal bukan pekerjaan yang menuntut pelayanan tatap muka. Eh tapi pelayanan tatap muka aja pindah ke digital ya. Hahaha.


Oleh karena itu, bisa-bisa diri sendiri saja dalam memproteksi diri dengan selalu menerapkan prokes. Lalu setelah adanya vaksinasi, aku tentu nggak melewatkan kesempatan ini dong. Mumpung masih gratis hehehe.



Pentingnya vaksin

Dikutip dari alodokter.com, vaksinasi sendiri bertujuan untuk membuat sistem kekebalan tubuh seseorang mampu mengenali dan dengan cepat melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian vaksin COVID-19 adalah menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat virus ini. Meskipun tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin ini dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat COVID-19.


Jadi, jangan ragu buat vaksin yaaaaaa.



Dimana vaksin?

Kemaren aku ikut vaksin yang diselenggarakan Polres Tabalong dalam rangka Hari Bhayangkara di Gedung Sarabakawa.


Pesertanya banyak banget, karena khusus buat masyarakat umum juga. Aku yang ngerasa udah datang pagi aja, pas sampai sana berasa kayak telat sejam. Untung semua peserta dapat dikoordinir dengan baik dan tetap menerapkan prokes meskipun ada drama nomor antrian.



Detik-detik sebelum vaksin

Pertama kali datang, aku ngambil nomor antrian dulu. Kemudian ngisi formulir screening yang disediakan petugas. Setelah itu, antri lagi sampai nomor antrian ku dipanggil untuk mendata kembali identitas dan memeriksa formulir screening yang sudah diisi.


Lalu, tensi darah ku dicek sama petugas kesehatan, hasilnya tekanan darah ku cukup rendah. Hm, efek tidur lambat tadi malam nih hehe.


Karena tensi darah ku normal cenderung rendah, jadi nggak masalah. Aku diizinkan vaksin. Inilah detik-detik menegangkannya…


Oiya, saran ku buat yang mau vaksin, usahakan pakai baju longgar atau baju yang sekiranya bisa memudahkan kalian buat membuka lengan untuk disuntik nanti ya. Berhubung aku cewek berhijab, maka aku masuk bilik khusus dengan petugas kesehatan yang cewek pula. Jadi nggak perlu takut kelihatan aurat.


Dan begitu proses vaksin berjalan, nggak sampai semenit loh. Percaya deh. Lebih lama nunggu antrian daripada disuntik vaksinnya wkwk. Btw, buat yang nanya vaksin yang disuntikkan ke aku apa, ini sinovac yah.



Efek setelah vaksin

Setelah melewati antrian dan proses lain yang cukup panjang, akhirnya aku resmi divaksin dosis pertama. Yeay!

 

Lalu, gimana rasanya setelah vaksin?


Alhamdulillah aku nggak merasakan efek samping yang aneh dan mengganggu aktivitas, cuma ngerasa ngantuk & lapar aja. Ngantuknya pun bukan ngantuk yang bikin sempoyongan juga. Masih bisa dikuasai lah ya ngantuknya.


Yang nggak bisa aku kuasai cuma rasa lapar. Iya. Nggak tahu kenapa, efek rasa lapar yang muncul di aku kayak laparrr banget. Sedangkan sama teman ku (yang lebih dulu vaksin), mereka nggak merasa lapar. Malah ngantuknya yang lebih berasa. Hm, mungkin efek vaksin ini beda-beda setiap orang. Tapi sejauh ini, aku belum ada dengar ada efek serius dari orang-orang sekitar ku yang sudah vaksin. Ih, jangan sampai deh ya..


So, segitu dulu aja cerita ku dalam mendapatkan vaksin dosis pertama. Bagaimana dengan cerita kalian saat pertama kali vaksin? Apa efek setelahnya yang kalian rasakan? Mari bercerita di kolom komentar ya.

Pin Your Target



Setelah menyelesaikan tantangan menulis di bulan Ramadhan, aku belum ada nulis lagi nih. Masih menikmati waktu lebaran ceritanya.

Tapi semakin kesini aku semakin terlena dan dilema, ya kalau balik hiatus nulis lagi rasanya sayang aja sama momen, ide & hasil overthinking ku yang nggak ditumpahkan. Menguap gitu aja, nggak jadi apa-apa. Kalau tetep mau nulis juga, kadang masih suka mager hehe.


Namun belajar dari blog challenge kemaren, dimana aku berhasil melewati tantangan satu bulan penuh menulis blog, aku bisa selesai diluar dugaan ku. Bayangin aja, one day one post ditengah kesibukan yang tak lagi selengang tahun lalu. Semua ini karena tekad dan target yang sudah ku tetapkan di awal. 


Bahkan aku sampai menulis target tersebut di depan tempat tidur, dimana setiap aku rebahan dan baru bangun tidur pasti melihat tulisan tersebut. Dan hal itu ternyata work di aku. Aku jadi kayak diingetin kalau ada sesuatu yang harus diselesaikan. Makanya setiap ada waktu luang, aku pasti nyicil tulisan. Kalau udah kelar, baru deh, drakor time hehehe.


Poinnya adalah dengan menetapkan target, kita bisa memfokuskan energi pada hal-hal yang ingin diselesaikan. Jadi energi nggak terbuang percuma, kayak bacain komen netizen di postingan yang lagi viral misalnya. Wkwkwkwkwk.


Selain itu, aku merasa efek rajin nulis membuat jadi lebih kenal sama diri sendiri. Hal-hal yang biasanya terlewat, begitu ku tuliskan bikin aku jadi sadar. Oh, ternyata aku pernah juga ya melalui momen ini. Oh, ternyata gini ya maksudnya. Dan segala hal lain yang baru aku sadari setelah menulis dan menelusuri lagi kisahnya dengan lebih mindful. Bisa dibilang menulis mampu membuat ku tetap waras.


Dan aku merasa kebiasaan ini harus aku teruskan, jangan sebatas selama blog challenge berlangsung. Untuk itu aku coba mengikuti polanya dengan menetapkan target dan menguatkan tekad. Sama seperti yang ku ceritakan di awal. Semoga aja, aku bisa istiqomah ya guys.


Mengingat target ini nggak seketat challenge yang harus one day one post, aku meringankannya dengan metode satu minggu satu cerita. Sebenernya udah ada komunitas penunjang yang sejalan dengan target ku ini sih, tapi aku masih belum siap gabung. Takut mental ku breakdance breakdown, ngeliat pencapaian rekan blogger yang udah pada grow up, sementara blog ku masih gini-gini aja. Blog ku insekyur huhu.


Jadi, aku coba saja dulu membangun ekosistem menulis pada blog ini supaya nggak insekyur lagi dengan pencapaian blogger lain, meskipun baru langkah kecil yang bisa ku lakukan. 


So, bagaimana dengan kamu? Sudah kah menyusun target untuk mencapai goals?

Kesan Blog Challenge 2021



Akhirnya sampai juga di postingan terakhir dari BPN Ramadan 30 Day Challenge. Aku bangga sama diri ku sendiri yang mampu menulis sampai di hari terakhir tantangan.

Rasanya seperti menaklukan diri sendiri. Karena yang aku tantang bukan hanya konsistensi dalam menulis blog, tapi juga diri sendiri dalam memanajemen waktu ditengah kesibukan yang semakin bertambah. Nggak seperti blog challenge di tahun sebelumnya yang kerjaan dan jadwal kuliah ku masih bisa santuy santuy bae. Huhu.


Baru tahun ini, aku pernah sampai merasa ingin menyerah ditengah jalan. Tepatnya pada hari ke 16, disitu aku mulai oleng. Sampai pada hari ke 20, aku seperti tidak mampu menguasai diri lagi. Ingin ku sudahi saja semua ini.


Tapi begitu aku melihat target jadwal menulis yang ku buat awal ramadhan lalu dan ku tempel di dinding kamar. Aku jadi teringat kembali akan target yang ingin ku capai, teringat lagi akan perasaan puas ketika mampu menyelesaikan tantangan di tahun sebelumnya dan teringat lagi dengan rasa syukur ketika dapat hadiah dari ngeblog. Aku rindu akan semua itu.


Maka saat itu juga, ku sudahi segala keluhan, ku ambil laptop dan mulai mengetik tulisan sesuai tema. Aku mengejar ketertinggalan ku. Bahkan di sela-sela waktu luang, aku mengedit foto untuk setiap postingan. Hanya berupa gambar bertuliskan judul aja sih, bukan gambar yang mewakili visual setiap postingan. Itu sudah termasuk cukup.


And now, here it is!


Di postingan hari ke 30, aku menaklukannya. Aku membuktikan bahwa ternyata aku bisa, aku mampu ketika aku mau. Semoga tulisan ini, tantangan ini menjadi pengingat kalo aku bisa lebih dari apa yang ku bayangkan. Benar sekali kata-kata motivasi dalam bisnis bahwa tak peduli apapun hasilnya yang terpenting mencobalah dulu.


Dan terima kasih kepada Blogger Perempuan yang sudah memfasilitasi produktivitas menulis para blogger melalui kegiatan ini. Semoga tahun depan ada kegiatan seperti ini lagi dengan hadiah yang lebih banyak biar semua bisa kebagian hehehe. Juga semoga tahun depan sudah tanpa covid-19, yah minimal sudah ada teknologi atau apapun yang mampu meredam dampak yang sudah ditimbulkan dari covid-19. Aamiin.


Harapan terbesar ku (yang selalu ku ulang-ulang setiap ada challenge heheh) adalah terus konsisten menulis. Agar tulisan ku di blog ini tidak hanya ramai ketika ada challenge saja, tapi juga di hari biasa hehehe. Sampai bertemu lagi nanti.


Dan aku ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H, semoga ramadhan tahun ini memberi berkah untuk kita semua.


Babay.