Kenapa Menulis di Blog?




Hari kedua dari challenge BPN Ramadan 2021 mengangkat tema tentang alasan mulai ngeblog. Hm, sebelumnya aku sudah pernah menceritakan pada postingan berikut.


Baca : Helka's Blog Journey


Dan


Baca : Take a Break


Kurang lebihnya begitulah perjalanan ku bersama blog kesayangan ini hihihi. Penuh dengan drama, semangat ngeblog yang naik turun beradu dengan rasa malas yang bergejolak.


Benar kata salah seorang kawan, membuat blog itu mudah tapi konsisten untuk menulis dan membangunnya itu sulit. Ada aja cobaannya. Tapi aku selalu menemukan jalan untuk kembali. 


Yah, mungkin ini yang dinamakan jodoh. *Plakk


Apalagi di tahun 2020 kemarin. Padahal aku sudah menghadiahi blog ini fasilitas custom domain  harapannya supaya aku lebih rajin menulis, kan udah ngasih effort lebih nih ceritanya, selain itu juga supaya terlihat lebih profesional aja 


Terus aku juga lumayan rajin ikut kelas SEO, kelas menulis artikel dan apapun yang berhubungan dengan peningkatan kualitas blog. Tapi ada aja yang bikin semangat blog menurun. Dalam setahun aku hanya menghasilkan tulisan yang bisa dihitung jari. Hiks.


Dan di 2021 ini aku bersyukur sekali. Selain karena masih diberi kesempatan bertemu Ramadan, aku juga masih diberi kelonggaran waktu supaya bisa ikutan blog challenge ini dengan tema yang aku banget.


Semoga setelah event ini kebiasaan menulis ku tetap keterusan yah, jadi nggak cuma sebatas habis di satu bulan ini aja.


Jadi jika ditanya kenapa aku menulis diblog? Nggak mau gitu di Instagram, Facebook atau yang lain?


Jawabannya karena di blog aku bisa lebih leluasa mengekspresikan diri lewat tulisan dan terasa lebih personal aja. Blog ini juga kan terintegrasi dengan mesin pencari google yah, dimana orang yang benar-benar pengen tahu aja yang akan nyari sesuatu disitu. Kalo kebetulan blog kita ditemukan sama yang ingin tahu informasi tersebut kan rasanya jadi berguna banget ya apa yang kita tulis. Ada semacam rasa senang yang nggak bisa diungkapkan kalau nggak dicoba sendiri. Gitu.


Yok lah coba ngeblog, banyak kejutan yang bisa kalian rasakan kalau sudah terjun langsung ke dunia blogger. Untuk aku pribadi, sebagai blogger part time musiman aja sudah pernah merasakan manisnya cuan dari menulis blog. Masih belum dari ads sih, cuma dari lomba nulis atau paid post gitu. Maksud ku, kalian pasti ngerti kan gimana rasanya ketika duit lagi menipis atau lagi pengen sesuatu terus tiba-tiba ada transferan uang masuk (hadiah menang lomba/paid post). Ihiiiy berasa dapat uang kaget.


Lalu saat tiba-tiba ada paket datang ke rumah, padahal kamu nggak pesan apa-apa. Ternyata isinya skincare buat direview atau hadiah/merchandise dari lomba blog. Wow, penuh kejutan sekali.


Sensasi semacam itulah yang membuat ku selalu rindu akan menulis di blog. Seberapa lama apapun aku vakum, pasti selalu ada juga keinginan untuk kembali menulis. Iya.


Btw, sekian tulisan aku. Jangan kangen ya, besok kita ketemu lagi dengan tema hari ketiga. See you ;)


Oh iya, jangan lupa sharing di komen dong tentang alasan kalian nulis di blog juga. Siapa tau jadi penyemangat atau motivasi untuk satu sama lainnya. Oke?


Arti Nama Blog Helka


 

Yeay, senangnya bisa kembali ikutan challenge Ramadan menulis yang diadakan Blogger Perempuan. Alhamdulillah challenge ini selalu hadir setiap tahun saat Ramadan.


Sebelumnya di tahun 2019, aku sudah berhasil menyelesaikan 30 hari tantangan menulisnya. Lalu pada 2020, aku skip ikutan karena dunia ku yang masih jungkir-balik. Hidup ku lagi nggak stabil. Dan pada 2021, aku nggak mau melewatkan kesempatan ini lagi. Itung-itung kembali menghidupkan blog yang sudah lama tak terurus. Hiks. Aku juga semakin excited nih, karena tema menulis tahun ini lebih ke personal gitu. Aku banget dong ini hehehe.


Okey, jadi tema dihari pertama ini tentang arti nama blog.


Nama blog ku sendiri helkasari.com, simpel banget. Langsung pek-ketiplek pakai nama sendiri. No, nama pena. Tujuannya tidak lain adalah karena diblog ini aku ingin menunjukkan hal-hal yang helka banget gitu. Mungkin akan jadi semacam diary, tapi lebih bermanfaat. Jadi nggak cuma berkeluh kesah aja. Aku juga akan bercerita pengalaman, review dan beberapa tips yang semoga saja bermanfaat.


Aku ingin jika diluar sana ada yang merasakan hal sama seperti yang pernah ku alami, dia jadi nggak merasa sendirian. I know that u feel, sendirian dan kesepian itu nggak enak. Jadi meskipun kita tidak saling kenal, mari berkenalan dengan bertukar cerita. Aku sangat welcome disini.


Untuk itulah kenapa blog ini diberi nama helkasari.com, supaya kesannya lebih akrab tapi tanpa berniat sok akrab. Eh, eh, gimana tuh wkwk


Sebenarnya aku sempat kepikiran untuk punya nama pena untuk blog ini. Semacam nama samaran gitu supaya aku lebih leluasa bercerita tentang kehidupan tanpa orang sekitar ku tahu. Tapi aku jua nggak tahu apa nama samaran yang helka banget, jadi yaudah pake nama sendiri ajalah. Gamau ribet juga ujung-ujungnya wkwk


Dan ya, begitulah cerita singkat kenapa blog ini dinamakan dengan nama yang sama seperti penulisnya.


Sekian cerita ku. Semoga puasa hari pertama ini lancar yaa semuanya. Kalau kalian, apa arti dari nama blognya?


Pulau Patai, Hidden Paradise of Barito Timur


Akhir pekan minggu lalu, aku mengunjungi salah satu wisata yang ada di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Momentumnya pas banget karena bulan ini ada Hari Air Sedunia dan Hari Hutan Sedunia, aku bersyukur bisa berkunjung kesini. Waktu tempuhnya lumayan singkat -dari kota Tanjung- dan menurut testimoni memuaskan dari teman-teman yang pernah kesana, aku memutuskan menghabiskan waktu disini.

Adalah Pulau Patai. Sebenarnya nama tempat wisata ini adalah Wisata Alam Patai Suku Hawa (Pasuha), tapi karena terletak di desa Pulau Patai. Orang-orang lebih sering menyebutnya Pulau Patai.


Coba saja kalian search di google maps, nama Pulau Patai. Pasti yang muncul seperti location unknown, tempat yang tak terjamah, jauh dari kota dan nggak ada jalan buat kesana. Aku juga pertama kali tahu sempat berpikir, "kok bisa ya orang-orang nemu jalannya?"


Setelah ditelusuri, ternyata aku yang salah ketik kata kunci. Hahaha. Harusnya pakai kata kunci Wisata Alam Pasuha dan tadaaaa you find way to there.


Baca juga : Ngabuburit di Taman Bunga Poska


Sebelumnya juga tak banyak yang tahu kalau tempat wisata ini sudah buka dari tahun lalu, tapi karena bertepatan dengan masuknya pandemi di Indonesia membuat mobilitas pengunjung minim. Apalagi sempat diterapkannya lockdown. Beruntung sekarang, meskipun perlahan, kita sudah mulai bisa beraktivitas diluar lagi meskipun tetap harus menerapkan prokes.


But it's okay, demi kebaikan bersama.


Bermodal google maps sebagai navigator, kami pun menuju Pasar Tamiyang Layang sebagai titik temu pertama. Kemudian menuju Desa Serapat, disini google maps mulai ngaco seiring dengan jaringan yang mulai hilang-hilangan. Kami kehilangan arah.


Menurut ku, disinilah seninya melakukan perjalanan. Ketika kamu kehilangan arah ditempat yang belum pernah dikunjungi, disitu mau nggak mau kita dipaksa untuk keluar dari zonanya kita. Kita yang sebelumnya pemalu atau sehari-harinya lebih banyak diam, mau nggak mau harus berani bertanya pada warga setempat. Orang yang nggak kita kenal.


Sebagai overthinker, tentu saja banyak hal yang berseliweran di kepala ku. Tapi rasa untuk menemukan 'jalan yang benar' lebih besar dari sekadar menuruti jalan pikiran. Ternyata kami lepas dari rute seharusnya, tapi berkat clue dari warga kami menemukan jalan yang benar lagi menuju Desa Pulau Patai. Maklum, jalannya masih belum ada papan nama.


Dari belokan tersebut, kami hanya perlu terus berjalan lurus. "Desanya paling ujung," kata salah satu warga. Aku mulai overthiniking kembali.


Setelah kurang lebih 15 menit, kami pun sampai di ujung jalan beraspal. Tepat di depan kami ada jembatan kayu dengan titian yang cukup panjang, diatasnya bertuliskan ‘Wisata Alam Pasuha’.


BINGO!





Tidak butuh waktu lama kami pun parkir dan mengeksplor jembatan dengan titian kayu tersebut. Rutenya cukup panjang, menjorok ke dalam memasuki kawasan hutan. Sesekali di sampingnya ada gazebo untuk bersantai. Tapi sangat disayangkan infrastrukturnya sudah mulai rapuh karena terbuat dari kayu seadanya. Mungkin karena tempat wisata ini berjalan hanya dari warga sekitar dan tidak ada peran pemerintah daerah untuk lebih mengembangkan tempat ini.


Setelah puas mengeksplor, kami pun menuju icon Pulau Patai tersebut menggunakan perahu yang disewa dari warga, cukup membayar 25 ribu per orang. Jumlah ini untuk penumpang maksimal 6 orang. Jika kurang dari itu maka kalian harus mengeluarkan budget lebih.



Baca juga : Liburan ke Nateh


Wisata menyusuri sungai pun dimulai.









Melewati sungai yang disekelilingnya masih dipenuhi rimbunnya hutan membuat ku  merasa seperti di Kalimantan banget. Yah, seperti yang kalian tahu, hutan Kalimantan saat ini sudah banyak berkurang. Dan aku bersyukur salah satunya masih tersisa tempat ini dengan akses yang mudah dijangkau pula. Kalian harus coba merasakan sensasinya.


Tadinya ku pikir setelah keluar dari hutan kita akan langsung sampai di Pulau, eh ternyata masih terus berjalan lagi. Tepatnya melewati sebuah kawasan rawa yang sangat luas. Di tengahnya terdapat kerbau rawa dan kandangnya. Sesekali kalian akan berjumpa dengan para pemancing. Ya, kawasan ini sudah terkenal lebih dulu dikalangan para pemancing lokal.


Tapi sempat terlintas dalam pikiran ku ketika berada disini, bagaimana jika didalam rawa ini ada anaconda?


Jika kalian pernah menonton film Anaconda yang berlatar di Pulau Kalimantan, maka saat berada disini, kalian akan memikirkan hal yang sama.


But ya, itu hanya sepintas overthinking ku saja. Selebihnya tempat ini menakjubkan.








Dan kalian akan bertambah kagum lagi ketika sampai di pulaunya. Sebuah dataran luas dengan pohon yang aesthetic. Masuk ke dalam lagi, kalian akan menemukan savana luas. Menurut ku damagenya seperti di afrika, hm, atau baluran mungkin. Eh.


Oke, pemikiran ku terlalu berlebihan.


Tapi aku sangat merekomendasikan tempat ini untuk dikunjungi. Selain karena budgetnya pas dikantong dan aksesnya mudah, sensasi yang ditawarkan dari pemandangan disini lebih dari sepadan.


Oh iya, jika kalian akan kesini saran ku, bawa beberapa cemilan atau minuman sendiri karena masih belum banyak yang berjualan dan jangan lupa bawa kembali sampah kalian.


JANGAN DITINGGALKAN DISINI !


Aku cukup kecewa karena saat berada di pulau aesthetic, masih ada sampah botol air mineral disana. Hei, itu sangat tidak bertanggung jawab!


Sekian cerita dari perjalanan singkat ku di akhir pekan. Kalau akhir pekan kalian bagaimana? Adakah tempat menakjubkan atau worth it untuk melepas penat yang aksesnya mudah dan dekat dengan lokasi kalian? Mari bercerita di kolom komen yaaa..