#AyoHijrah Berani Meningkatkan Kualitas Diri Bersama Bank Muamalat




Ngomong ngomong apa sih hijrah itu?

Hijrah sendiri bisa diartikan sebagai perpindahan ke arah yang lebih baik. Berdasarkan dari kisah Nabi Muhammad SAW dan umat muslim di Mekkah yang melaksanakan perpindahan ke Madinah. Di Madinah, Nabi Muhammad SAW dan umat muslim pun mulai membangun sebuah awal baru peradaban islam.

Di kehidupan sekarang, kebanyakan orang menilai hijrah dari apa yang mereka lihat saja. Padahal masih banyak aspek yang perlu diperhatikan dari hijrah itu sendiri. Mulai dari merubah kebiasaannya sehari-hari, meyakinkan hati untuk tetap dan terus memperbaiki diri, hingga sampai kepada perubahan yang bisa kalian lihat.

Intinya, hijrah itu adalah proses. Dimulai saat kita berniat, hingga hasil yang bisa dilihat. Hasilnya itu sendiri pun masih membutuhkan istiqomah agar tetap berada pada jalur.

Aku sendiri ada niatan hijrah itu ketika genap berusia 20 tahun beberapa bulan yang lalu. Momen bertambahnya usia ini menjadikan titik balik terhadap diriku sendiri. Aku bermuhasabah, sudahkah aku melakukan perubahan ke arah yang lebih baik selama 20 tahun hidup di dunia ini?

Di usia yang sudah mulai memasuki masa dewasa, dimana masa masa pencarian jati diri tidak sebercanda saat masih sekolah. Aku dituntut untuk bertanggung jawab penuh terhadap apa yang aku lakukan, aku juga belajar bagaimana harus bersikap disaat tekanan hidup datang, dan bagaimana pula membangun kebiasaan baik agar bisa meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik lagi.

Ya, segala aspek aku coba perbaiki. Tapi hanya satu dua yang sudah jadi kebiasaan, sisanya masih proses. Termasuk dalam hal keuangan dan perbankan yang masih masuk dalam list proses.

Saat ini aku sedang mencari bank yang benar-benar menjalankan basis syariah dalam setiap prosesnya. Aku coba coba search di google aja sih dan voila... aku merasa jatuh hati dengan Bank Muamalat!

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat Indonesia”)  itu sendiri adalah bank pertama murni syariah di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1992. Bank Muamalat tidak menginduk dari bank lain, sehingga terjaga kemurnian syariah nya. Pengelolaan dana di Bank Muamalat didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi syariah yang dikawal dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah. Bank Muamalat memiliki produk dan layanan keuangan lengkap yang ditunjang dengan berbagai fasilitas seperti Mobile Banking, Internet Banking Muamalat dan jaringan ATM dan Kantor Cabang hingga ke luar negeri.

Selama hampir puluhan tahun berdiri, Bank Muamalat Indonesia sudah melalui begitu banyak proses dan prestasi yang dicapai juga bukan main-main. Kalian bisa lihat sendiri melalui website Bank Muamalat Indonesia di ( https://www.bankmuamalat.co.id ) dan juga semakin banyak produk-produk perbankan yang ditawarkan. Tinggal pilih, mana yang sesuai kebutuhan kita.

Oiya, di Bank Muamalat Indonesia juga nggak ada sistem bunga. Adanya sistem bagi hasil, kalian bisa cek tabel dibawah untuk melihat perbedaannya.

Bunga
Bagi Hasil
 1.  Penentuan tingkat suku bunga dibuat pada waktu akad dengan pedoman harus selalu untung
 1.  Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi

 2.  Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
 2.  Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh

3.  Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi

3.  Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan sekiranya itu tidak mendapatkan keuntungan maka kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak

 4.  Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat

 4.  Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan


Dan menariknya lagi, sejak grand launching kampanye #AyoHijrah pada 08 Oktober 2018 lalu, ada banyak sekali kegiatan-kegiatan dan produk baru yang bisa membantu menangani kebutuhan finansial kita

Yuk, disimak sekilas tentang apa sih #AyoHijrah itu?

#AyoHijrah adalah gerakan yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama selalu meningkatkan diri ke arah yang lebih baik dalam segala hal. Islam bukan hanya agama yang mengatur hubungan kita dengan Sang Pencipta, tapi juga merupakan jalan hidup (way of life) sehingga #AyoHijrah juga mengajak untuk menjalani hidup sesuai tuntunan Islam yang baik dan berkah.

Apa sih tujuannya?

Tujuannya ialah #AyoHijrah diharapkan ada peningkatan kualitas diri, baik secara individu maupun organisasi, untuk semakin kaffah menjalankan syariat Islam, khususnya dalam konteks layanan perbankan syariah. Cita-cita yang hendak diwujudkan oleh Bank Muamalat adalah menyetarakan pertumbuhan nasabah bank syariah agar setara dengan kondisi rakyat Indonesia yang mayoritas muslim.

Bentuk gerakan #AyoHijrah itu apa aja ya?

Secara umum gerakan #AyoHijrah dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan diri dalam berbagai bidang, khususnya mulai berpindah menggunakan layanan bank syariah untuk hidup yang lebih tenang dan berkah.

Kegiatan-kegiatannya antara lain namun tidak terbatas pada bentuk sebagai berikut:
  1. Seminar / edukasi tentang perbankan Syariah
  2. Open booth di pusat kegiatan masyarat
  3. Kajian Islami dengan narasumber dari kalangan ulama
  4. Pemberdayaan masjid sebagai salah satu agen perbankan Syariah
Wow, menarik sekali bukan gerakan #AyoHijrah yang dicetuskan Bank Muamalat Indonesia ini? Kalau kalian kepo dan ingin mengulik lebih jauh lagi tentang Bank Muamalat Indonesia bisa berkunjung ke website ini https://www.bankmuamalat.co.id atau cek akun sosial medianya ya.


Review Buku Banjar Female Blogger Stories


Holla..

Sesuai janji aku di postingan sebelumnya. Kali ini aku mau review buku yang sukses bikin aku termotivasi kembali untuk menghidupkan blog ini. Beginilah tampilannya...



(tampak depan)


(tampak belakang)

Ucul kan? wkwk

Aku seneng banget pas buku ini udah sampai di tangan aku. Setelah penantian panjang terbayar dengan motivasi yang aku dapatkan dari buku ini. Sesuai dengan harapan para penulis-penulisnya, buku ini sangat menginspirasi pembaca.

Buku setebal 208 halaman ini berisi antologi 11 kisah member komunitas blogger perempuan asal Banjarmasin dengan latar belakang yang berbeda-beda. Tentunya aku nggak bosan baca ini, karena gaya bahasa mereka memiliki ciri khas masing-masing.

Buku ini juga membuktikan kalau komunitas blogger perempuan asal Kalimantan Selatan ini bukan kaleng kaleng. Mereka semua berproses dengan jalannya masing-masing hingga bisa terus menunjukan eksistensinya melalui buku antologi ini.

Genre kisah yang disajikan pun berbagai macam, ada cerita fiksi, hobi nulis yang ternyata punya banyak manfaat sampai sepenggal kisah nyata tentang perubahan hidup si penulis setelah mengenal blog dan dunia kepenulisan hingga mengantarkan mereka menjadi member dari komunitas hits ini. Lengkap banget deh pokoknya!

Dan untuk aku sendiri sebagai pembaca, merasakan betul faedahnya. Dulu semangat aku buat ngeblog cepet banget melempem, semangatnya cuma diawal awal aja karena nggak banyak tau manfaat ngeblog yang sebenarnya. Aku pikir, ngeblog cuma sarana buat jadi hits haha

Ternyata setelah aku memperdalam lagi melalui buku ini, ngeblog dan nulis itu punya manfaat lebih dari itu. Bahkan kadang setiap kali aku mulai males ngeblog, aku baca baca lagi buku ini dan rasanya semangat kembali membara. Lebay emang wkwk

Tapi bener deh, aku juga baru tau kalo di Kalimantan Selatan sendiri ada komunitas untuk para blogger. Meskipun jauh dari kota tempat tinggal ku, setidaknya kami berada dalam satu provinsi yang sama wkwk

Jadi pengen gabung. Hmmm

Ya, pokoknya buku ini must have item banget buat para blogger pemula yang masih dalam masa masa penjajakan kayak aku. Nggak banyak yang bisa aku ceritakan karena feel-nya itu sendiri berasa di hati banget kalo kalian langsung baca dari bukunya. Hm, baper.

Segitu dulu aja yang bisa aku sampaikan, semoga sedikit gambaran mengenai buku ini membuat kalian ‘sedikit’ termotivasi juga. Pesan moralnya sih, ketika kalian ingin berkembang di suatu bidang, tentunya kalian harus fokus dan mengelilingi diri dengan orang-orang yang juga punya tujuan sama. Agar semangat untuk mencapai goals bisa tetep membara.

Hiya hiya hiya

Helka's Blog Journey

Yep, di postingan kali ini aku akan menceritakan perjalanan ku bersama blog ini.

Blog ini sendiri berdiri pada bulan Desember 2014. Sudah cukup lama ya, tapi postingannya masih minimalis sekali. Hm, itu karena saat mendirikan blog ini niat awal ku hanya untuk bersenang senang dan di tahun 2014 itu juga merupakan masa masa aku berada pada titik rendah untuk urusan percintaan. Ya, sudah bisa kalian tebak saat itu isi blog ini hanya berisi curhatan anak remaja usia 15 tahun yang sedang mengalami patah hati. Unfaedah sekali.

Selain itu juga karena aku sedang gencar gencarnya mengikuti perkembangan blog nya Kevin Anggara, Shitlicious dan Raditya Dika. Semakinlah motivasi ku untuk nge-blog terbakar. Etdah, ini apaan.

Postingan ku saat itu juga cukup banyak, sebab setiap kali aku merasa galau, aku langsung buka Ms. Word, menuliskan kegelisahan, kegalauan dan apa yang aku rasakan disitu, tanpa diedit sama sekali aku pun langsung mempostingnya di blog. Benar benar tanpa sensor sama sekali pemerannya pemirsah, tentu saja kalo orang yang ku maksud membaca itu pasti langsung ‘ngerasa’ dong. Untungnya aku tidak pernah memberitahukan ke orang-orang sekitar ku kalo aku punya blog. Menurut ku mereka emang nggak usah dikasih tau.

Seiring berjalannya waktu, aku ngerasa bosan ngeblog. Begitu yang aku gelisahkan sudah ku tumpahkan, rasanya nggak ada yang perlu ditulis lagi. Dan begitulah sampai pada tahun 2017 aku melihat kembali postingan disini. Aku syok. Bisa-bisanya aku menulis cerita ku bersama orang-orang yang pernah hadir di hidup ku tanpa edit seperti ini. Ini kalo orangnya baca gimana?!??

Secepat kilat aku hapus semua postingan disini. Bersih sudah semuanya dari kenangan masa lalu. Setelah itu aku tidak melakukan apa apa lagi terhadap blog ini, sekian tahun aku biarkan blog ini terbengkalai.

Hingga pada suatu hari, aku baca headline di koran lokal, “Blogger Banua Hasilkan Jutaan Setiap Bulannya”. Begitulah kira-kira tulisannya.

Aku kaget dong. Emang ada komunitas blogger di Kalimantan Selatan?!? Terus ngeblogger katanya bisa menghasilkan uang, emang gimana caranya? Aku baru tau.

Terus aku baca artikelnya. Oh, jadi begitu. Aku pun langsung termotivasi lagi untuk menghidupkan blog ini. Kebetulan banget aku lagi ngejalanin program magang BLK, setelah lulus SMK aku memutuskan untuk mencari kerja soalnya. Lumayan kan sambil mengisi waktu luang, aku dapat uang. Hmmm..

Di awal tahun 2018 itu aku bertekad untuk memulai semuanya.

Tapi emang dasar kalo niat didasarkan ngejar uang, nggak akan memperoleh hasil ya. Buktinya baru 1 postingan di tahun 2018 itu aku nggak pernah lagi ngepost apa apa. Aku kehilangan motivasi lagi. Selain itu aku juga nggak tau ilmu dunia per-blogger-an. Aku mentok sampai sini doang.

Dan di tahun 2019, aku iseng buka buka blognya blogger yang aku baca di koran. Aku stalking juga sampai ke sosmednya, hasilnya aku menemukan komunitas blogger banua itu. Kebetulan banget pas lagi follow instagramnya, mereka lagi open PO buku yang mengisahkan cerita mereka di dunia blogger. Wah, pas banget nih!

Bak ngeliat oase di padang pasir, aku pun langsung gercep buat mesen dong dan karena proses penerbitannya lewat self-publishing jadi prosesnya agak lama. Tapi aku sabar aja nungguin, aku harus serius kali ini. Siapa tau kalo aku baca kisah mereka aku jadi bener bener makin termotivasi.

Oiya, lain kali aku review disini deh bukunya.

Dan sampai postingan ini diturunkan, aku masih tetap termotivasi. Meskipun kadarnya naik-turun. Aku berusaha konsisten. Dan belajar juga tentunya.


Segitu aja deh dulu Helka’s Blog Journey-nya. Semoga selalu diberikan kemudahan dan kelapangan untuk kita semua.

[Cerpen] Waktu Yang Salah Part 2


From : Dito
‘Iya.’

Pesan Dito di telepon yang sangat singkat padat dan jelas membuatnya sangat senang. Akhirnya Dito mau diajak bertemu.

Tentu ia tak boleh melewatkan kesempatan ini. Setelah melewati pergulatan batin yang panjang, ia sudah membuat keputusan. Malam ini ia harus memberitahukannya kepada lelaki itu.

***

Rena memasang senyum termanis yang bisa ia buat saat melihat sosok Dito masuk ke kafe tempat mereka biasa bertemu. Sedangkan Dito hanya tersenyum tipis.

“Hai..” sapa Rena ramah.

“Ren, lupain yang aku sampaikan ke kamu beberapa waktu lalu ya,” ucap Dito to the point, bahkan tanpa membalas sapaan Rena.

Dan lagi, Rena memasang wajah terkejutnya. Senyum yang daritadi menghiasi bibirnya lenyap.

Jangan tanyakan perasaanku
Jika kau pun tak bisa beralih
Dari masa lalu yang menghantuimu
Karena sungguh ini tidak adil

“Kke..napa?” hanya itu kata yang sanggup terucap. Tenggorokannya tercekat tak mampu mengeluarkan kata lebih banyak dari itu, padahal pikirannya sudah membuat berbagai prasangka tentang apa yang dimaksud oleh Dito.

Bukan maksudku menyakitimu
Namun tak mudah 'tuk melupakan
Cerita panjang yang pernah aku lalui
Tolong yakinkan saja raguku

“Nggak apa apa sih, setelah aku pikir lagi ternyata kita emang lebih cocok buat jadi temen,” jawab Dito seperti tak ada beban perasaan.

Pergi saja engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka

“Kamu kecewa karena aku nggak langsung memilih kamu saat itu?” tanya Rena.

Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah

“Nggak, aku ngerasa kamu masih belum siap untuk menerima orang baru di hati kamu, mungkin lebih baik kita jadi teman. Bukankah hubungan pertemanan tidak akan terputus?”

Pergi saja engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka

“Bukan gitu, Dit, aku cuma belum bisa memutuskan. Nggak mudah untuk membuat keputusan disaat kamu baru mengakhiri sebuah hubungan...”

Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah

“Lalu tujuan kamu ngajak kita ketemu disini untuk apa? Menjelaskan lebih detail lagi tentang keraguan kamu,” balas Dito dingin. Tatapan datarnya mulai mematikan harapan Rena.

“Bukan, aku kangen kita yang dulu, kita yang selalu tak pernah habis bahan obrolan, kita yang selalu ada satu sama lain, terutama kamu yang selalu ada buat aku disaat aku down, aku selalu ngerasa kamu adalah orang yang dikirim Tuhan untuk aku, Dit, dan aku kesini untuk memperjelas semuanya, aku ingin memastikan perasaan aku sama kamu,” jelas Rena. Perasaannya mulai campur aduk.

“Aku rasa nggak perlu lagi, kamu lakuin itu. Iya, aku mungkin memang orang yang Tuhan kirim buat kamu, tapi bukan ditakdirkan untuk lebih dari seorang teman. Mungkin aku cuma ditugaskan untuk menamani masa-masa sulit kamu, dan ya selebihnya itu pilihan kamu. Mulai sekarang kita jalani hidup masing-masing aja, seperti biasa.”

Bukan ini yang kumau
Lalu untuk apa kau datang
Rindu tak bisa diatur
Kita tak pernah mengerti
Kau dan aku menyakitkan
Pergi saja engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka

Rena mulai terisak mendengar penjelasan Dito. Bulir air mata mulai jatuh di pipinya. Semula ia sudah bahagia perasaannya dan Dito sudah berada di jalur yang sama, hanya saja bayang-bayang masa lalu masih mengikutinya, membuatnya ragu dengan pilihannya. Ia mengulur sedikit waktu, tapi tak menyangka keputusan Dito juga akan berubah secepat itu.

“Kamu nggak mau ngasih aku kesempatan untuk meyakinkan perasaan ku untuk kamu?” tanya Rena memastikan lagi. Berharap masih ada secercah cahaya yang mampu menuntunnya agar bisa bersatu dengan Dito.

Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah
Di waktu yang salah

“Nggak perlu, Ren, kita cukup jadi teman aja. Kamu tau, hubungan pertemanan itu nggak ada putusnya, meskipun suatu saat nanti kita sudah memiliki pasangan masing-masing, tapi pertemanan kita nggak akan berakhir, kamu dan aku nggak akan jadi mantan.” Dito memperjelas keadaannya lagi tanpa keraguan.

Final sudah. Tak ada yang bisa diharapkan dari Dito. Dia tetap bulat dengan keputusannya. Sekarang aku yang harus melapangkan hati untuk menerima kenyataan, ucap Rena dalam hati. Sambil sesekali menyeka air mata yang menetes tanpa diinginkan itu. Ia mencoba tersenyum.

“Baiklah kalau begitu, terima kasih untuk semuanya, Dit, aku harap setelah malam ini kita benar benar bisa menjadi seorang TEMAN YANG BAIK!” ucap Rena dengan penuh penekanan pada kata ‘Teman yang baik’.

[Cerpen] Waktu Yang Salah Part 1


“Ren, ada yang mau aku omongin sama kamu”

“Apa, dit?”

“Kita kan temenan udah lama, sebelumnya aku nggak pernah mikirin ini juga, tapi sejak ngeliat kamu ditinggalin sama Dannu, ngeliat kamu sering galau dan nggak seceria dulu, aku jadi pengen ngembaliin senyum kamu lagi..”

“Maksud kamu?”

“Kamu mau nggak berkomitmen sama aku untuk menganggap hubungan kita ini bukan cuma sekedar teman lagi? Aku pengen jadi alasan kamu buat tersenyum terus tiap hari, kamu mau kan?”

Rena terdiam. Mulutnya menganga tak percaya dengan apa yang terjadi padanya saat itu. Teman SMP nya yang sangat usil dengan dirinya, sempat menghilang beberapa waktu dan kemudian datang kembali mengisi hari-harinya dengan jiwa yang baru.

Dito.

Ya, dia yang dulu sering menjambak rambut Rena, menghilangkan beberapa alat tulis, menyembunyikan sepatu, dan sering meminta Rena untuk mengerjakan PR nya, kini sudah berubah menjadi sosok yang amat sangat jauh berbeda.  Setelah 7 tahun lamanya. Secepat itu waktu mengubah segalanya.

“Hei, Ren, Rena..” Ucap Dito sambil mengibas-ngibaskan tangan di depan wajah Rena yang masih memasang tampang tak percaya.

“Hehe, mungkin masih terlalu cepat buat kamu, Ren, mengingat aku yang baru kembali ke kehidupan kamu cuma beberapa bulan ini. Tapi...”

“Dit...” sela Rena.

“Ya?”

“Jujur, semenjak kamu hadir lagi di hidup aku, aku kaget sama semua perubahan kamu, tapi itu yang bikin aku nyaman sama kamu. Kamu selalu ada disaat aku butuh seseorang untuk diajak curhat, selalu ada buat aku saat aku dicampakan untuk kesekian kalinya. Kamu tumbuh jadi orang yang nggak aku sangka, Dit. Kamu membawa warna baru di hidup aku dan aku juga ingin untuk memulai awal baru lagi sama kamu. Hanya saja...”

Mata Rena mulai berkaca-kaca. Sedikit terisak dan terdiam beberapa saat sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

“Hanya saja apa?”

“Tadi pagi Dannu ngajakin aku balikan lagi,” jawab Rena dengan suara lemah.

“Lantas?” Dito coba memastikan keputusan Rena.

Rena hanya menggelengkan kepala. “Aku nggak tahu.” Hanya itu kalimat yang mampu keluar dari bibirnya.

Terbersit rasa kecewa di hati Dito. Tadinya ia pikir dengan rasa luka yang sudah diberi Dannu pada Rena akan membuatnya dengan mudah mendapatkan hati Rena. Nyatanya perasaan gadis itu masih terlalu dalam untuk lelaki macam Dannu.

“Kasih aku waktu, Dit.”

Dito hanya tersenyum samar. Entah dirinya kah yang tak mampu menguasai rasa atau waktu mereka yang salah untuk bersatu.

***

Satu minggu setelah kejadian itu, antara Dito dan Rena masih belum berubah. Keduanya masih saling bertukar cerita, hanya saja Dito mulai jengah. Ia tak bisa selamanya begini.

Begitu pun dengan Rena. Ia masih belum memutuskan hatinya terfokus untuk siapa, ia masih dengan intens berhubungan dengan keduanya. Dito. Dannu.

Namun sampai suatu saat ia menyadari ada perubahan dari sikap Dito. Ia merasa Dito mulai bersikap dingin, seperti menarik dirinya perlahan dari kehidupan Rena. Entahlah, semoga ini hanya perasaannya saja.

***

Aku nggak pernah ngerti bagaimana jalan pikiran wanita. Mau-maunya mereka tetap bertahan dengan lelaki yang sudah berkali-kali menyakitinya. Hanya dengan alasan lamanya waktu mereka bersama dan banyaknya kenangan yang pernah terjadi seperti menjerat gadis itu untuk selalu bersama lelaki macam itu, pikir Dito sambil memetik asal gitar yang dipangkunya. Ia merasa kalah dari Dannu!

Beberapa minggu terakhir ini, tepatnya setelah kejadian itu, Dito juga merasa hambar dengan Rena. Ia kecewa dan merasa tak tertarik lagi untuk terlibat obrolan dengan gadis itu, padahal dulu mereka bisa menghabiskan waktu sampai tengah malam hanya untuk sekedar membahas hal konyol bersama. Seperti tak pernah habis bahan pembicaraan. Jika saja Rena tak mengantuk, ia yakin obrolan tak berfedah itu pasti akan terus berlanjut sampai subuh.

Sangat jauh berbeda sekali dengan apa yang terjadi saat ini. Dito hanya tersenyum masam memikirkan semua itu. Tiba-tiba.. Drrrtt drrrtttt

Ponselnya berbunyi. Pasti dari Rena, tebaknya.

Benar saja.

Disaat Dito memilih untuk menarik diri dari kehidupan Rena, gadis itu justru malah sebaliknya. Ia semakin intens menghubungi Dito, mengajak Dito untuk bertemu, yang tentu saja selalu ditolak oleh Dito. Tapi Rena tak pernah menyerah. Seperti tak ingin hubungan mereka merenggang karena kejadian beberapa waktu lalu.

From : Rena
‘Hari ini kita bisa ketemu. Di kafe biasa ya, sekarang.’

Sebuah pesan dari Rena.

Huh, gadis ini selalu saja meminta untuk bertemu. “Baiklah, kita selesaikan malam ini,” gumam Dito.

To : Rena
‘Iya.’

Tanpa babibu lagi Dito pun langsung bergegas menuju tempat yang dimaksud.

***

Jangan Pernah Merasa Memiliki

Ditengah pekerjaan yang lagi banyak-banyaknya, aku menyempatkan untuk menulis ini. Ya, sebagai pelarian dari kejenuhan dan sebagai self-reminder juga sih.

Jadi beberapa waktu lalu aku terlibat percakapan dengan seseorang yang cukup membuat aku tersadar juga sih, kesimpulan dari percakapan itu adalah...

“Jangan pernah merasa memiliki”

Sebuah kalimat singkat, namun sarat akan makna.

Ya, ku sadari memang benar. Terkadang karena kita merasa memiliki tujuan atau keinginan dan kita begitu berusaha untuk meraihnya. Kita jadi lupa kalau kita bukanlah apa apa tanpa campur tangan Allah. Kita lupa kalau semuanya hanyalah titipan. Datang dan pergi. Begitulah semuanya berjalan.

Apalagi jika kita sudah mengeluarkan pikiran, materi dan tenaga untuk mendapatkan sesuatu, namun hasilnya tak sesuai dengan yang diharapkan. Tentu saja, kita akan sangat merasa kecewa bukan? tidak ada yang bisa dilakukan lagi selain ikhlas ikhlas ikhlas dan membenahi segalanya.

Dan beberapa hari setelah percakapan itu, aku seperti diberi contoh studi kasus dari kalimat tersebut.

Salah seorang terdekat ku kehilangan HP. Aku orang pertama yang ia kabari, sontak saja aku merasa kaget dan seperti memiliki andil dalam kasus ini. Kejadiannya hanya selang beberapa menit dari terakhir aku mengirim pesan padanya. Aku saja awalnya merasa tak percaya, tapi begitulah adanya.

Sudah menyebarkan berita kehilangan kemana mana dan mencari beberapa kali pun tetap tidak ketemu. Segala fasilitas canggih di dalam HP tersebut  pun rasanya jadi tidak berfungsi, ketika Allah berkehendak lain.

Yang bisa dilakukan hanya ikhlas ikhlas ikhlas dan sabar.

Sejujurnya memang nggak mudah sih melakukannya, mengingat data yang tersimpan di dalam hp itu banyak yang penting. Terbersit juga dalam hati, ‘Duh kenapa harus HP itu sih yang hilang, sayang banget padahal, mana tanggal tua lagi’

See? Ternyata aku sendiri pun masih belum mampu sepenuhnya untuk bersikap tidak merasa memiliki dan ikhlas dengan ketetapan Allah.


Untuk itulah, aku, kamu dan kita semua harus terus belajar, berbenah dan meperbaiki diri. Karena kadang pelajaran itu nggak melulu datang dari bangku sekolahan atau kuliah. Terutama untuk pelajaran hidup.

This is Life


Dulu aku pikir orang kerja itu enak. Iya. Tiap bulan nerima gaji, terus bisa beli macam macam barang, traveling ke luar kota, pamer foto foto keren di sosial media. Apalagi kalo ada acara kantor yang seru abis, beh berasa paling sibuk aja.

Nyatanya setelah aku sampai di titik itu, aku malah kaget. Mental aku nggak siap.

Aku udah pernah nangis karena dibentak bos, udah pernah dikambing-hitamkan sama rekan kerja, sering ikut proses rekrutmen kerja tapi cuma sampai wawancara doang, jadi orang yang berbeda di suatu instansi. Sampai sekarang, alhamdulillah udah dipercaya untuk berkontribusi di salah satu perusahaan swasta. Semuanya udah. Hm, mungkin ini masih belum seberapa sih, mengingat masih banyak yang harus aku lalui lagi.

Dari sini aku ngerasa hidup itu kayak main game berlevel, yang mana di setiap level tersebut punya tantangannya masing-masing. Iya. Saat aku masih di level 1, aku ngeliat tantangan di level 2 kayaknya lebih seru dan menantang. Aku nggak sabar buat kesitu, tapi begitu udah sampai di level 2 aku malah ngeluh ngeluh pengen balik lagi ke level 1.

Manusia macam apa aku ini.

Disitu aku merenung. Menatap layar laptop. Melihat sederet email yang dipenuhi dengan surel lamaran pekerjaan. Disitulah aku dahulu.

Kadang kita memang harus diam dan mengingat kembali jalan apa yang sudah kita lalui sampai sejauh ini. Sampai ke titik ini.

Semuanya punya porsinya masing masing. Tantangannya masing masing. Bersyukurlah.
Sesekali aku pernah mendengar keluhan seorang teman yang mengeluhkan prosesnya dalam kuliah. Tugas yang menggunung sampai harus rela begadang demi menyelesaikannya, berurusan dengan dosen, dan segala hal tidak mengenakan lain yang sering mereka keluhkan.

Pernah sekali pernyataan mereka aku sanggah dengan, “Hei! Kuliah itu tidak jauh lebih berat dari bekerja! Bersyukurlah kalian kuliah tanpa harus memikirkan bagaimana cara membayarnya!”

Reaksinya malah sewot, “Kamu mah enak abis SMK langsung kerja, nggak tahu sih, gimana rasanya kuliah!”

Hmm ya, aku tidak menyalahkan kalian yang kuliah.

Cobalah untuk bersyukur. Begitulah proses. Mengeluh wajar, tapi jangan dijadikan beban.
Pernah juga saat aku berkunjung ke suatu kota besar. Ke sebuah pasar pusat oleh oleh khas kota tersebut, disaat asik memilih cinderamata untuk dibawa pulang. Lewat anak kecil dengan masih berseragam Sekolah Dasar menawarkan jajanan kue khas kota tersebut ke pengunjung pengunjung pasar.

Aku tertegun.

Anak sekecil ini, yang bahkan belum sempat berganti seragam, bukannya bermain atau sekedar tidur siang malah memilih berjualan dulu.

Aku jadi malu dengan diriku sendiri. Baru kali ini aku menyaksikan langsung, bukan hanya dari acara tv.

Begitulah hidup.

Tulisan ini dibuat bukan untuk menyudutkan siapa pun. Melainkan hanya sebagai pengingat diri sendiri agar lebih bersyukur. Rasa syukur diciptakan untuk menetralkan ketidakpuasan napsu dan ego dalam diri sendiri.

Lihat, dengar dan rasakan apa yang terjadi di sekitar kita. Banyak yang tidak seberuntung kita. Disitulah kita harus menyadari bahwa masalah yang kita hadapi itu bukanlah yang paling berat di dunia ini.

Drama Olshop


Aku bukan termasuk cewek produktif yang bisa memanfaatkan sosial media jadi lahan untuk berbisnis online shop, tapi aku cewek konsumtif yang suka follow follow instagramnya akun olshop. Suka aja sih liat koleksinya, biarpun kagak beli. Itung itung cuci mata wkwk

Siapa tau ada rezeki kan, aku bisa langsung eksekusi. Muehehehe..

Tapi bukan itu fokus yang jadi perhatian ku sampe bikin postingan ini, melainkan kelakuan buyer-seller nya yang bikin aku ngakak dan geleng geleng kepala. Sampai ada akun instagram khusus berisi tentang kelakuan ajaib mereka yang berhasil bikin aku ngakak sendirian sambil liat hape.

Misal nih, ada olshop yang udah jelasin cara order panjang x lebar x tinggi. Udah jelas banget –kalo dibaca- dan dijadiin highlight lagi di akunnya. Bisa diakses sama followernya kan, ya tetep aja ada yang dm tuh akun dengan pertanyaan yang udah pernah dibahas.

Apa susahnya stalking sih? Baca woy, baca!

Toh, di highlight itu udah ada judulnya juga akan tentang apa yang dibahas di dalam highlight tersebut. Tinggal baca judul, terus klik yang kira kira sesuai dengan informasi yang pengen kita tau. Susah banget kayanya yak.

Malah kadang kalo sellernya mengingatkan tentang budaya membaca, dia malah marah marah. Ngatain males jelasin lagi atau sombong lah. Aneh.

Tapi stalking akunnya gebetan atau mantan aja, gercep. Padahal udah tau dampaknya bikin sakit hati.

Lain halnya kalo misalkan olshop tersebut yang nggak profesional dalam memberikan informasi mengenai apa yang dijualnya atau semacamnya. Beda cerita lagi tuh.

Kadang aku juga pernah sih, nemu olshop yang cuek banget ngelayanin customernya. Sampe aku mikir, ini orang mau duit apa kagak sih?!

Terus ada juga nih, dia tuh komplain barang yang nggak sesuai gambar katanya. Padahal setelah ditelusuri lagi ternyata salah dia yang nggak baca kolom deskripsi box dengan benar. Sok sok an beri review buruk lagi. Hoammms...

Tapi ada juga sih emang, olshop yang ngasi barang ke customernya nggak sesuai gambar. Biasanya yang kayak gini nih, yang ga nulis deskripsi barang dengan lengkap. Makanya kita kudu teliti dalam membeli pemirsah.

Di dalam dunia belanja online kan biasanya ada juga nih istilah istilah tertentu dan cenderung baru di dengar lah, ini yang kadang bikin miss-persepsi antara buyer dengan seller. Iya kalo buyernya bisa dengan bijak menerima penjelasan dari seller tersebut. Lah ini, kadang ada beberapa yang udah salah tapi malah nge-gas. Disini aku cuma bisa duduk diam melihat pertikaian mereka.

Entah karena apa mereka bisa se-ajaib itu, tapi sebagian besar yang aku lihat sih karena nggak membudayakan budaya membaca sampai selesai. Sisanya? Aku nggak tau mereka dapat ilham darimana.

Ya begitulah kira-kira sedikit gambaran tentang drama olshop di negara berflower.

Liburan ke Nateh


Kalo mau ngerencanain liburan itu mending gausah dari jauh jauh hari deh, takut gak kesampean soalnya. Kayak kami dong, malamnya bikin rencana, besoknya langsung go!

No wacana wacana club.

Begitulah kenyataannya gengs.

Pastinya dengan metode kayak gini juga, yang bisa ikut cuma orang orang yang siap secara waktu, fisik dan finansial, karena itulah cuma 6 orang yang bisa ikut andil dalam perjalanan kali ini.

Perjalanan ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dari Tanjung-Birayang selama sekitar 2 jam dengan kecepatan standar cenderung pelan kek siput. Begitu sampai ke birayang pun, kita harus masuk ke perkampungan gitu lagi sampai ke lokasi yang dituju dan itu memakan waktu sekitar 30 menit dengan kecepatan standar lagi tentunya.

Dan lagi sepanjang perjalanan ini kita hanya berpedoman sama google maps sama nanya ke orang orang gitu, kita semua nggak ada yang tahu lokasi spesifik tempat yang mau dituju soalnya.
Ini pertama kali!

Hal ini bikin aku di setiap inchi perjalanannya selalu nebak-nebak penasaran, ini ntar gimana ya? Abis ini ada apa lagi ya? Jauh lagi nggak sih?

Begitu sampai ke tempat yang dituju jadi berasa surprise banget!

Pemandangan alamnya masih asri dan indah banget. Dibawah kaki pegunungan meratus, disinilah kita akan menghabiskan waktu hari ini!

Sampai ke titik tempat wisatanya ternyata tempatnya penuh banget. Tadinya ku pikir -saat melihat  asrinya alam menuju kesini terbayang tempat yang sepi- gitu taunya malah rame deng. Lagi tanggal tanggal holiday soalnya.

Tapi gapapa. Nggak mengurangi semangat kita kok untuk mengumpulkan view bagus buat foto foto.

Jauh jauh kesini buat foto foto aja nggak seru juga dong ya, biar nggak flat kita sepakat buat nyobain arung jeram. Biayanya cuma 150k dan itu udah bisa untuk 6 orang. Worth it lah..

Oiya, kalo lagi rame gini, kita harus antri buat bisa nyobain arung jeramnya. Musti sabar yaa..

Review aku setelah nyobain arung jeram disini lumayan seru lah ya, cocok banget buat yang nggak bisa berenang tapi pengen nyoba arung jeram dan buat yang berani berani takut untuk menantang adrenalin, worth it banget buat arung jeram disini.

Karena arusnya deras tapi nggak terlalu bikin kita terombang-ambing gitu, cenderung stabil sih menurut aku. Kita juga bisa minta stop juga kalo emang ada view bagus buat foto. Recommend lah buat yang pengen berburu foto dengan tema pegunungan dan sungai ala ala manjalitah wkwk

Apaansi.

Yak, berikut ini hasil foto foto yang diambil di Nateh. Mana tau setelah baca postingan ini, kalian jadi pengen kesini hehehe